Sukses

Pemerintah Diminta Bangun Pusat Logistik Berikat Bahan Baku

Pengusaha telah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) unntuk mendorong pembangunan PLB.

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) meminta pemerintah segera membangun Pusat Logistik Berikat (PLB). Keberadaan PLB ini dianggap penting untuk menjamin pasokan bahan baku bagi industri makanan dan minuman lokal.

Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman mengaku, telah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) unntuk mendorong pembangunan PLB. Dengan komunikasi ini diharapkan pemerintah bisa segera merealisasikan keberadaan PLB bagi industri makanan dan minuman.

"Ini saya baru berbicara dengan tim dari Kemenperin. Kita ingin segera merealisasikan. Ini akan sangat membantu. Kita inginnya sih secepatnya (dibangun)," ujar dia di Jakarta, Selasa (16/2/2016).

Adhi mengungkapkan, pembangunan PLB ini bisa dilakukan di dalam kawasan industri. Hal tersebut karena ketersediaan lahan di dalam kawasan industri yang mencukupi.

"Paling cepat mungkin kawasan industri karena tempatnya paling siap. Kita bisa menjadi mediator pemasok dan pemakai," dia menuturkan.

Dia mencontohkan, PLB bisa dibangun di kawasan industri di Karawang atau Jababeka. Kedua kawasan industri ini dinilai dekat dengan industri-industri makanan dan minuman yang beroperasi di Indonesia.

"Tadi baru bicara dengan asosiasi kawasan industri, kawasan industri siap. Kita ambil contoh di Jababeka dan Karawang. Fokusnya di sana dulu. Kalau ini sudah terbentuk, lainnya nanti akan menduplikasi," dia menambahkan.

Adhi mengusulkan sejumlah bahan baku industri makanan dan minuman bisa disimpan dan dijual di PLB seperti gula dan garam. Kedua komoditas ini dianggap penting menjamin keberlangsungan produksi industri makanan dan minuman.

"Utamanya bahan baku, bisa gula, garam, atau citric acid. Susu juga bisa karena ini masih sebagian besar impor. Itu jumlahnya besar tapi kita kan masih sporadis. Jumlahnya besar dan pemakainya banyak. Selama ini kita lihat suplier-suplier ini banyak yang berminat masuk ke situ. Investor yang mau mengelola sudah ada, lagi pembahasan," dia memungkasi. (Dny/Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini