Sukses

BI Ingin Bank Efisien Agar Bunga Turun

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityswara mengatakan komponen over head perbankan Indonesia relatif tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) berharap perbankan mengatur keuangannya dengan baik terutama untuk kelebihan biaya (over head cost) seperti biaya karyawan dan infrastruktur. Hal tersebut dilakukan supaya bunga turun lantaran inflasi yang ada saat ini relatif rendah.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, over head cost perbankan relatif tinggi jika dibanding dengan negara lain.  

"Komponen over head  perbankan Indonesia, jauh lebih tinggi dibanding negara tetangga itulah kenapa over head cost tidak efisien. Kalau pakai ukuran BOPO di level 70-80 persen, negara lain 40 persenan setengahnya," kata dia, Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Mirza menerangkan, ‎biaya dana perbankan Indonesia relatif tinggi karena sebelum tahun 2015 inflasi Indonesia mencapai 8,3 persen- 8,4 persen. Hal itu membuat deposan atau penyimpan uang di bank meminta bunga dana lebih tinggi dari inflasi.

Lebih lanjut, dia bilang dengan inflasi rendah seharusnya bunga dana juga rendah. Itu seperti yang terjadi di Malaysia, Thailand dan Filipina. Namun demikian, dia mengatakan inflasi yang rendah itu harus permanen.

"Maka BI menargetkan inflasi harus 4 plus minus 1 jadi  3 atau 5, kalau 5 di atas negara tetangga, kalau 3 sudah bagus, sudah mirip. Di 2018 target harus 3,5 plus minus 1. Sering terjadi target berapa inflasi naik, bisa BBM harus disesuaikan karena harga minyak naik, maka dari itu kenapa kalau negara tidak ada subsidi inflasinya stabil karena nggak ada lonjakan. Harapannya kalau mempertahankan inflasi rendah suku bunga dana rendah," jelas dia.

Meski begitu, dia juga mengatakan hal yang menentukan tinggi atau rendahnya bunga ialah segmen kredit dan banyaknya pemai‎n perbankan.

Misalnya kredit mikro, dia mengatakan untuk infrastrukturnya membutuhkan dana yang besar. Di samping itu, minimnya pemain juga mendorong pengambilan keuntungan yang besar.

"Memang ini tugas otoritas dan pemerintah membuat segmen kredit player harus banyak, semua segmen kredit harus supaya terjadi kompetisi itu. Kalau sudah terjadi environment seperti itu dengan sendirinya walapun margin turun, tapi karena over head cost turun juga, maka keuntungan bank tidak turun," ujar dia.
‎

Dia mengatakan, untuk mendorong bunga yang rendah perlu komitmen bersama supaya inflasi terus terjaga. Lalu, perbankan juga tidak melakukan pemborosan.

"Kalau inflasi terjaga, infrastruktur dan bank harus memanage biaya yang diturunkan, jangan boros maka pertambahan persaingan di bunga kredit tidak berarti menurunkan laba bank. Saya yakin Filipina, Thailand over head bisa setengah Indonesia kenapa tidak bisa. Bank harus berupaya menekan‎," ujar Mirza.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ingin perbankan Indonesia dapat lebih bersaing seperti Thailand yang memiliki kisaran net interest margin (NIM) berkisar 3-4 persen. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini