Sukses

Ini Tanda Perekonomian Dunia Masih Tertekan

Kecemasan akan resesi yang mungkin menghantam perekonomian dunia semakin besar.

Liputan6.com, Jakarta - Kecemasan akan resesi yang mungkin menghantam perekonomian dunia semakin besar. Kenaikan harga saham di beberapa bursa saham dunia ternyata hanya optimisme yang prematur dan kemungkinan besar bisa kembali jatuh tersungkur.

Melansir CNBC, Selasa (23/2/2016), para ekonom menilai bahwa ada dua tanda yang dapat menjadi indikator besar atas kemungkinan resesi. Dua faktor tersebut adalah pajak pendapatan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Pajak pendapatan yang diambil dari gaji pekerja merupakan indikator kuat yang dapat menjadi penilaian akan pertumbuhan ekonomi. Data yang dikeluarkan olehTreasury Department Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa upah pekerja menurun 0,2 persen dalam 4 minggu terakhir.

Realisasi upah pekerja pada empat pekan terakhir tersebut sangat berkebalikan dengan realisasi pada Januari 2016. Bulan lalu, upah pekerja mampu tumbuh 2 persen sementara Desember di angka 3 persen.

CEO TrimTabs David Santschi mengungkap, realisasi pungutan pajak pendapatan tersebut menjadi pertanda bahwa perekonomian Amerika sedang kendur. Ia juga menekankan bahwa pelemahan ini karena kredit pasar akan pertumbuhan ekonomi serta aktivitas manufaktur yang terus melamban.

Tren yang berkelanjutan ini akan menjadi sinyal bahaya akan kemungkinan terjadinya resesi. Meski demikian, ia menekankan bahwa angka yang diterima masih rentan.

Selain penurunan angka upah, keuntungan perusahaan juga menjadi faktor yang dapat mendukung terjadinya resesi. Keuntungan perusahaan yang terus berkurang, memberikan sinyal buruk baik bagi perekonomian maupun pasar saham.

Menurut FactSet, laporan S&P 500 di angka 87 persen menunjukkan total pendapatan di kuartal IV menurun 3,6 persen. Apabila tren ini berlanjut maka akan berimbas pada penurunan profit pertama dalam tiga kuartal berturut-turut sejak 2009. (Vna/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini