Sukses

Begini Jurus Pertamina Tekan Kehilangan Minyak

Tim PTKAM menargetkan tingkat kehilangan minyak dapat ditekan 0,2 persen atau US$ 100 juta di 2016.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menargetkan kehilangan minyak (loses) dapat ditekan hingga 0,2 persen atau setara US$ 100 juta. Caranya dengan melakukan Revolusi Mental pembenahan tata kelola arus minyak.

Project Leader Pembenahan Tata Kelola Arus Minyak (PTKAM) Faisal Yusra‎ mengatakan, pembenahan tata kelola arus minyak merupakan strategi perusahaan dalam menghadapi penurunan harga minyak dunia.

Cara tersebut tidak membutuhkan investasi, hanya cukup dengan perubahan dalam proses serah terima minyak yang tertata lebih baik.

"Pertama pembenahan arus minyak ini reformasi mental. Betul tidak membutuhkan investasi cuma melakukan perubahan," kata Faisal di Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Dia mengungkapkan, tingkat kehilangan minyak 0,41 persen setara dengan 4,6 juta barel atau US$ 530 juta pada 2014.

Namun setelah tim tersebut terbentuk dan bekerja, tingkat kehilangan dapat dikurangi 0,34 persen di 2015. Jumlah ini setara dengan 3,1 juta barel atau senilai US$ 244 juta. Sedangkan target tahun ini, tingkat kehilangan semakin mengecil 0,2 persen atau setara US$ 100 juta.

Menurut Faisal, hal tersebut menjadi tantangan bagi timnya. Itu karena tingkat kehilangan minyak yang menjadi standar dunia sebesar 0,5 persen. ‎

"Pada tahun ini, target 0,2 persen atau US$ 100 juta adalah tantangan berat karena belum ada yang berhasil karena standar internasional 0,5 persen. Jadi 0,2 persen angka yang berat," dia menjelaskan.

Untuk mencapai target itu, Faisal dan timnya akan melakukan beberapa langkah, yaitu peningkatan disiplin, komitmen, integristas, dan bravery.

Ia mengaku sempat mendapat anggaran untuk menjalankan efisiensi tersebut sebesar Rp 3,1 triliun. Namun ini ditolak karena hanya mengandalkan revolusi mental, tanpa investasi.

"Tidak ada pakai duit. Kenapa berani menolak karena kalau itu diterima, hasil bagusnya dua tahun lagi, karena harus ada pengadaan kontrak kelamaan," tutup Faisal. (Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.