Sukses

Harga BBM hingga Tarif Listrik Kompak Turun

Penurunan harga minyak berpengaruh pada harga energi yang lain

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia belum juga menunjukkan kekuatannya seperti di tahun-tahun lalu. Harganya terus naik turun di kisaran US$ 30 per barel. Banyak perusahaan terdampak karena kondisi ini.

Lebih jauh lagi, penurunan harga minyak berpengaruh pada harga energi yang lain. Yang berdampakn langsung adalah untuk harga bahan bakar minyak (BBM). PT Pertamina (Persero) mengevaluasi harga BBM yang dijualnya.

Setiap dua pekan sekali, harga BBM seperti Pertamax dan Pertalite mengalami penyesuaian. Hari ini, kedua produk tersebut mengalami penurunan harga.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan penyesuaian harga kedua produk tersebut adalah wewenang dari perseroan, tanpa intervensi pemerintah.

"Iya, Pertamax dan Pertalite. Kalau yang wewenang kami ya kami sesuaikan," katanya beberapa waktu lalu.

Selain harga BBM, tepat hari ini juga, tarif dasar listrik juga mengalami penurunan. ‎PT PLN (Persero) menurunkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) untuk 12 golongan pelanggan pada Maret 2016 ini.

Pertamax dan Pertalite turun harga

Pertamina menurunkan harga dua produk BBM-nya yaitu Pertamax dan Pertalite. Harga tersebut efektif berlaku pada 1 Maret 2016, setelah mengalami pengkajian dan penyesuaian elihat faktor seperti harga minyak dunia.

Pertalite, turun harga dari Rp 100 per liter menjadi Rp 7.600 dari harga sebelumnya rp 7.500 per liter.

Sementara Pertamax 92, turun lebih besar yakni Rp 200 per liter menjadi Rp 7.950 dari harga sebelumnya Rp 8.150 per liter.

Selain itu, Pertamax 95 alias Pertamax Plus juga mengalami penurunan sebesar Rp 200 per liter mdari 9.050 menjadi Rp 8.850. Kemudian Pertamina Dex mengalami penurunan sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 8.800 dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.

Petugas SPBU 34-12512 di Kawasan Pejaten Jakarta, Ola, mengatakan penurunan harga tersebut berlaku mulai 1 Maret pukul 00.00. "Harga turun mulai, pukul 00.00 tadi," kata Ola saat berbincang dengan Liputan6.com.

SPBU asing turut banting harga

Selain Pertamina, dua SPBU asing yang beroperasi di Indonesia juga kompak menurunkan harganya.

Perusahaan minyak Shell menurunkan harga poduknya. Pantauan pada SPBU perusahaan minyak asal Belanda tersebut di Kawasan Pejaten, Shell membanderol BBM jenis Super Rp 8.150 per liter, V-Power Rp 9.100 per liter, dan Diesel Rp 8.800 per liter.

Sedangkan dibanding pantauan harga sebelumnya Super Rp 8.350‎ per liter, V-Power Rp 9.350‎ per liter dan Diesel Rp 9.250‎ per liter.

Tak mau kalah dengan dua pesaingnya. PT Total Oil Indonesia juga menurunkan harga BBM. Pantauan pada SPBU Total di Pejaten, perusahaan minyak asal Prancis tersebut mematok BBM jenis. Performance 92 seharga Rp 8.150 per liter, Per‎formance 95 Rp 9.100 per liter, dan Performance Diesel Rp 9.000 per liter.

Harga sebelumnya, Performace 92 sebesar Rp 8.250 per liter, Performance 95 Rp 9.150 per liter dan Performance Diesel Rp 9.250 per liter.

Harga BBM seharusnya Rp 5.000 per liter

Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Ekonom menilai penurunan harga minyak dunia juga harus diikuti oleh penurunan harga BBM di dalam negeri. Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, meramalkan harga minyak dunia akan terus terkapar di kisaran US$ 20-40 per barel sepanjang tahun ini.

Juniman memproyeksikan harga minyak dunia akan bergerak melemah pada rentang US$ 20 sampai US$ 40 per barel. Saat ini harga jual minyak dunia di pasar internasional bertengger di level US$ 32 per barel.

Dengan perkiraan tersebut, Juniman menilai ruang penurunan harga BBM subsidi maupun non-subsidi masih terbuka lebar. Jika pergerakan harga berada di kisaran US$ 30 per barel, maka ia memperkirakan pemerintah akan kembali menurunkan harga jual BBM Premium dan Solar di Maret 2016 untuk ditetapkan 1 April 2016.

"Jadi pemerintah perlu meng-adjust harga BBM, dong, karena di negara lain di dunia saja trennya menurunkan harga BBM. Kalau harga minyak dunia US$ 30-an per barel sampai akhir tahun, maka harga Premium harusnya bisa jadi Rp 5.000-Rp 6.000 per liter. Jadi jangan ditahan," ia menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memproyeksikan hal yang sama terkait penurunan harga BBM di April 2016. Penyesuaian harga jual tersebut akan ikut menekan harga-harga pangan dan produk dalam negeri, sehingga pergerakan inflasi lebih rendah di 2016.

"Besaran penurunannya tergantung pemerintah karena mereka juga mau menerapkan dana ketahanan energi yang sangat penting buat kita. Kalau sewaktu-waktu harga minyak dunia naik lagi, dana itu bisa digunakan untuk menahan kenaikan harga BBM sudah tidak terlalu tinggi," tuturnya.

Tarif listrik juga turun

PT PLN (Persero) menurunkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) untuk 12 golongan pelanggan pada Maret 2016 ini. Para pelanggan listrik PLN tersebut memang sudah tidak mendapat subsidi dan skema tarif yang berlaku adalah menyesuaikan (adjustment) dengan harga minyak, nilai tukar rupiah dan inflasi.

Seperti yang dikutip oleh dari informasi PT PLN (Persero), tarif listrik untuk tegangan rendah pada Maret 2016 adalah Rp 1.355 per kilo Watt hour (kWh). Tarif tersebut turun Rp 37 dari tarif pada Februari 2016 yang tercatat Rp 1.392 per kWh.

Golongan pelangan Tegangan Rendah meliputi:

- Rumah Tangga R-1 daya 1.300 VA
‎- Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200 VA
- Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 VA sampai dengan 5.500 VA
- Rumah Tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas
‎- Bisnis B-2/TR daya 6.600VA sampai dengan 200 kVA
- Kantor Pemerintah P-1/TR daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA
‎- Penerangan Jalan Umum P-3/TR‎.

Sedangkan tarif tegangan menengah pada Maret 2016 tercatat Rp 1.042 per kWh. Tarif tersebut turun dari tarif Februari 2016‎ yang dipatok di angka Rp 1.071 per kWh.

Golongan Tegangan Menengah meliputi:‎

- Bisnis B-3/Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA
‎- Industri I-3/TM daya di atas 200 kVA
- Kantor Pemerintah P-2/TM daya di atas 200 kVA.

Untuk tarif tegangan tinggi pada Maret 2016 ini dipatok di Rp 933,26 per kWh. Tarif tersebut juga mengalami penurunan Rp 11 per kWh, jika dibandingkan dengan tarif pada Februari 2016 yang tercatat Rp 959 per kWh.‎

Golongan Tegangan Tinggi meliputi:‎‎

- Industri I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas.

Sebab tarif listrik turun

Pekerja mengecek instalasi kabel di tiang listrik milik PLN, Jakarta, Jumat (26/2). PLN menjaga mutu keandalan penyaluran tenaga listrik, memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, dan estetika tata kota Jakarta. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan, tarif listrik bagi industri dan bisnis yang mengikuti mekanisme tariff adjustment pada Maret kembali diturunkan seiring penurunan harga minyak bumi (ICP).

Semula harga ICP tercatat sebesar US$ 35,48 per barel pada Desember 2015, kemudian turun pada Januari 2016 ini menjadi US$ 27,49 per barel.

"Semakin rendahnya tarif listrik bagi industri dan bisnis skala menengah dan besar ini tentunya diharapkan berdampak positif bagi meningkatnya daya saing industri terhadap produk impor, dan semakin bergairahnya dunia usaha," kata Benny saat berbincang dengan Liputan6.com.

Penyebab lain penurunan tarif listrik di Maret ini, relatif tetapnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari Rp 13.855 per dolar AS pada Desember 2015 menjadi Rp 13.889 per Januari 2016.‎

Kemudian besaran inflasi yang turun dari 0,96 persen pada Desember 2015 menjadi 0,51 persen pada Januari 2016.

"Dua belas golongan tarif pada Maret 2016, yang mengikuti mekanisme tariff adjustment, turun antara Rp 26 hingga Rp 41 per kWh dibanding bulan Februari 2016," jelas Benny. (Zul/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini