Sukses

Bangun Tol Sumatera, Hutama Karya Gunakan Teknologi China

Pembangunan jalan tol ruas Palembang – Indralaya memiliki panjang total 22 km dengan biaya investasi Rp 3,301 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) menggunakan teknologi vakum untuk mempercepat pengeringan tanah pada pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang–Indralaya. Teknologi tersebut pertama kalinya digunakan untuk pembangunan jalan tol di Indonesia.

Person In Charge Perbaikan Tanah Hutama Karya Infrastruktur Resnu Aditya mengatakan, lokasi pembangunan ruas tol sepanjang 22 kilometer (km) tersebut mayoritas medan rawa, karena itu perlu perlakuan khusus agar jalan tidak mudah rusak.

"Dari km 0 sampai16 awalnya 16 km bermedan rawa, setelah berjalan 16 km ke atas akhirnya sampai km 20 perlu diperbaiki," kata Resnu, saat ditemui wartawan di lokasi pembangunan ruas tol Palembang –Indralaya, Palembang,Sumatera Selatan, Rabu (2/3/2016).

Resnu mengungkapkan, perlakuan khusus tersebut berupa pemilihan teknologi Vaccum Cossolidation Methode untuk mengeringkan dan mengeraskan lahan yang akan dijadikan ruas tol. Dengan teknologi vakum tersebut pengerjaan lahan bisa lebih cepat ketimbang cara konvesional.

"Perbaikan tanah menggunakan sistem vakum, mengunakan sistem vakum percepat kosolidasi 4 bulan, biasanya 1 tahun, kami memutuskan gunakan sistem vakum sendiri untuk mempercepat program," terang Resnu.

Menurut Resnu, penggunaan teknologi vakum merupakan hal pertama dalam pembangunan jalan tol. Teknologi tersebut di datangkan dari China yang dibawa oleh subkontaktor Hutama Karya, Geotekindo.

"Untuk perbaikan tanah ini kita pakai subkontrakto Goeharbour, tapi ada anak usahanya di Indonesia Geotekindo," tutup Resnu.

Pembangunan jalan tol ruas Palembang – Indralaya memiliki panjang total 22 km dengan biaya investasi Rp 3,301 triliun.

Pembangunannya dibagi menjadi tiga seksi yaitu, yang pertama, Palembang – Pamulutan (7 km) yang saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 100 persen, dikerjakan pada Agustus 2015 ruas ini ditargetkan selesai pada Desember 2016.

Seksi kedua adalah Pemulutan – KTM Rambutan (5,70 km) dengan kondisi lahan yang telah bebas adalah 42,93 persen. Konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai Maret 2017.

Seksi ketiga adalah KTM Rabutan – Indralaya (9,3 km) dengan kondisi lahan 40,86 persen, konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai dengan Juni 2017. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini