Sukses


Realisasi Program Sejuta Rumah Capai 28.288 Unit

Kementerian PUPR mengklaim realisasi program pembangunan sejuta rumah sudah mencapai 28.288 unit.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim realisasi program Pembangunan Sejuta Rumah (PSR) sudah mencapai 28.288 unit hingga akhir Februari 2016.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin optimistis angka tersebut akan terus bertambah mengingat masih banyak data pembangunan rumah yang belum masuk  dalam tim pendataan sejuta rumah.

"Apalagi tentu juga masih ada rumah-rumah yang masih dalam tahap proses pembangunan pada awal tahun ini, baik oleh pengembang maupun pemerintah daerah," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (3/3/2016).



Berdasarkan data yang dia miliki, imbuh Syarif, jumlah pembangunan rumah baru untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non-MBR masih cukup berimbang.  Untuk rumah MBR angkanya sekitar 16.562 unit. Sedangkan untuk rumah baru non-MBR sekitar 11.726 unit.

Guna mendorong pembangunan sejuta rumah, kata Syarif, Kementerian PUPR juga akan melaksanakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang dikenal sebagai program bedah rumah di seluruh wilayah Indonesia.

Program tersebut merupakan stimulan dari pemerintah kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas rumah yang mereka huni. Penyaluran dana program bedah rumah juga dilakukan pemerintah daerah, dan hingga kini angka realisasi pembangunannya dari daerah belum diterima Kementerian PUPR.

Tahun ini pemerintah mentargetkan pembangunan rumah sebanyak satu juta unit rumah untuk masyarakat. Rencananya pembangunan sejuta rumah ini akan dibagi menjadi dua yakni 700 ribu unit rumah untuk MBR dan 300 ribu unit rumah untuk non MBR.

Standarisasi material

Diakui Syarif, tingginya harga jual rumah yang dibangun para pengembang baik itu rumah bersubsidi maupun non subsidi atau komersial dikarenakan tidak adanya standarisasi bahan material bangunan yang digunakan.

"Karena itu saya mendukung industrialisasi di bidang perumahan bisa terwujud, sehingga harga rumah antar daerah nantinya tidak akan jauh berbeda," ungkap Syarif.

Menurut dia, saat ini sekitar 70 persen dari biaya pembangunan rumah dikeluarkan untuk material bangunan. Oleh karena itu, dengan adanya standarirasi bahan material bangunan mulai dari genteng, pintu, lantai serta dinding pra-cetak maka rumah yang dibangun akan bisa lebih murah.

Syarif berharap Balitbang Kementerian PUPR mampu menghasilkan penelitian  tentang bahan bangunan yang mudah untuk diaplikasikan dalam pembangunan rumah, dan tentunya dengan harga lebih terjangkau.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini