Sukses

Menko Darmin Harap Gerak Rupiah Sesuai Fundamental

Investor menilai investasi di Indonesia menjanjikan sehingga rupiah menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Mata uang Garuda ini perlahan tapi pasti bergerak ke level Rp 13.100 per dolar AS.

Pemerintah tentu tidak berharap rupiah semakin perkasa karena harga produk dalam negeri kian mahal dan dampaknya tidak bisa bersaing dengan produk negara lain.

"Tentu kita tidak ingin terlalu kuat di atas ‎fundamentalnya," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Meski tak menyebut level fundamental rupiah, Darmin mengaku, penguatan kurs rupiah dipicu derasnya aliran modal masuk (capital inflow) dari para investor yang menilai Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang menjanjikan.

"Secara global, kecenderungan negara maju menurunkan tingkat bunga. Kita walaupun turun, masih relatif tinggi, tapi pertumbuhan ekonomi kita dianggap tidak turun malah membaik. Sehingga para pemilik dana menganggap investasi di Indonesia menjanjikan, uangnya masuk ke sini dan rupiah menguat," jelas dia.

Pemerintah, kata Darmin berusaha untuk meneruskan implementasi kebijakan stabilisasi rupiah dari sisi fiskal, berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter agar dana asing yang sudah masuk tidak buru-buru kabur atau pulang kampung.

Kekhawatiran larinya dana dari Indonesia, sambungnya, disebabkan kenaikan tingkat bunga acuan oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve.

Hanya saja Darmin meragukan The Fed akan kembali mengeksekusi penyesuaian Fed Fund Rate mengingat perekonomian AS belum sepenuhnya membaik.

Begitu pula dengan Uni Eropa, Jepang dan China, Ia mengakui tidak akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga sehingga kondisi tersebut mengerek kurs rupiah.

"Kalau AS tiba-tiba menaikkan tingkat bunga, akan ada perubahan. Tapi saya tidak percaya seperti di masa lalu, karena kalaupun dia (AS) mau menaikkan suku bunga, itu pun dilihat orang tidak banyak dampaknya. Karena negara lain menurunkan bunga, AS ragu apalagi pertumbuhan ekonominya tidak cukup bagus," tutur Darmin.

Dalam kesempatan sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengaku, pelaku usaha maupun investor sangat menginginkan kurs rupiah bergerak stabil, tidak naik turun sehingga mereka dapat menghitung anggaran perusahaan selama setahun ke depan.

"Pengusaha tentu punya cara sendiri bagaimana mem-pack dengan si buyer supaya harga produk bisa diserap meski rupiah menguat. Kami akan terus berkoordinasi supaya stabilitas kurs Rupiah terjaga dan pelaku usaha semakin meningkatkan produktivitasnya," ujar Saleh.(Fik/Ahm)

 

Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini