Sukses


Kolam Renang Alami, Unik dan Ramah Lingkungan

Salah satu permasalahan mendasar dalam merawat kolam renang, tentu saja, adalah menjaga kualitas airnya.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu permasalahan mendasar dalam merawat kolam renang, tentu saja, adalah menjaga kualitas airnya. Menambahkan bahan-bahan kimia seperti klorin merupakan cara yang umum digunakan.

Cara ini efektif, tapi jika dosis tidak tepat atau berlebihan, pastinya ada efek samping yang perlu diwaspadai, misalnya iritasi kulit dan mata. Di sisi lain, bahan-bahan kimia juga berpotensi merusak konstruksi kolam dan mengurangi usianya.

Dikutip dari Rumah.com, seperti ditulis Sabtu (12/3/2016) jika Anda berencana membangun kolam renang atau meng-upgrade yang sudah ada, konsep kolam renang alami (natural swimming pool/NSP) bisa menjadi alternatif untuk dicoba.

Tak seperti kolam renang biasa, kolam renang alami didesain untuk menjaga kualitas air tanpa menggunakan bahan kimia. Penyaringan air dilakukan dengan memanfaatkan tanaman air dan bebatuan.

Kolam renang alami berkembang sejak 1980-an di Austria dan semakin mendunia sejak saat itu. Kolam ini pada dasarnya terdiri atas dua bagian. Pertama, bagian kolam renang yang biasa disebut zona renang.

Kedua, bagian yang digunakan untuk mendaur air agar kembali bersih, yang biasa disebut zona regenerasi.

Seperti kolam biasa, zona renang umumnya memiliki kedalaman sekitar dua meter, sementara zona regenerasi dibuat cukup dangkal. Keduanya dipisahkan oleh pembatas yang tingginya disesuaikan, sehingga memungkinkan air berpindah dari zona renang ke zona regenerasi dan sebaliknya.

Untuk membantu sirkulasi air, penyaring kotoran (skimmer) dan pompa biasanya dimanfaatkan. Dengan peranti ini, air dari zona renang akan diisap melalui salah satu sisi kolam, kemudian dialirkan kembali melalui zona regenerasi di sisi yang lain. Demikian seterusnya, sehingga air akan selalu "diremajakan".

Zona regenerasi sendiri sebenarnya tak ubahnya taman air. Jenis-jenis tanaman air tertentu bersama susunan batu-batu kerikil, dimanfaatkan untuk menyaring air secara alami.

Tanaman yang dipilih bisa tanaman terapung seperti teratai dan lili air, bisa juga dikombinasikan dengan jenis-jenis rumput air. Akar tanaman yang tumbuh di dasar kolam dapat membantu menjaga pasokan oksigen dalam air.

Untuk membangun kolam semacam ini, pastinya dibutuhkan lebih banyak lahan dibanding membuat kolam renang biasa. Namun kolam renang alami sebenarnya cukup fleksibel, bisa dibangun dengan lahan yang luas atau terbatas, tinggal bagaimana cara mengorganisasinya.

Keuntungan NSP

Agar penyaringan dan "peremajaan" air secara alami berjalan optimal, luas area yang diperlukan untuk membuat zona regenerasi biasanya hampir sama dengan luas zona renang. Meski memakan ruang untuk zona renang, beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan konsep kolam renang alami ini.

Keuntungan pertama, tentu adalah kesehatan yang lebih terjamin karena kolam steril dari bahan-bahan kimiawi. Selain itu, zona regenerasi yang ditata sedemikian rupa menambah elok lansekap kolam renang Anda.

Kolam renang alami juga lebih ramah lingkungan, karena beberapa alasan. Kolam ini dapat meminimalkan, bahkan mengeliminasi air buangan yang biasa dihasilkan kolam renang biasa akibat residu bahan-bahan kimia.

Tak hanya itu, zona regenerasi dapat menjadi ekosistem tersendiri dan habitat bagi beberapa jenis binatang seperti katak, salamander, atau capung.

Bagi sebagian orang, kehadiran binatang-binatang ini mungkin mengganggu, tapi sebenarnya keberadaan mereka menunjukkan kolam Anda merupakan tempat yang sehat dan menunjang kehidupan.(Astrid Septriana/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.