Sukses

Emiten Harap Gerak Rupiah Stabil pada 2016

Aliran dana investor asing masuk ke Indonesia mendukung penguatan nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen perusahaan mengharapkan pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stabil. Hal itu agar dapat memudahkan perhitungan untuk usaha.

Nilai tukar rupiah cenderung menguat di kuartal I 2016. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Kamis 17 Maret 2016, nilai tukar rupiah menguat 5,26 persen dari level 13.898 per dolar AS pada 4 Januari 2016 menjadi 13.166 per dolar AS pada Kamis 17 Maret 2016.

Nilai tukar rupiah pun bergerak di kisaran 13.006-13.136 per dolar Amerika Serikat (AS) menjelang akhir pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, penguatan rupiah sekitar 4,85 persen secara year to date (Ytd).

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan penguatan rupiah masih wajar sepanjang 2016. Penguatan rupiah tersebut, David menilai didorong dari aliran dana investor asing masuk ke Indonesia.

Apalagi sejumlah negara antara lain Eropa dan Jepang telah menerapkan suku bunga negatif.  "Suku bunga di Indonesia masih positif," ujar dia, saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Jumat (18/3/2016).

David menuturkan, penguatan rupiah tersebut juga menguntungkan emiten apalagi emiten di Indonesia sebagian besar masih impor komponen. Penguatan itu dinilai akan mendukung sektor otomotif, barang konsumsi dan farmasi.

"Kalau bagi emiten sebagian besar ekspor memang tidak bagus seperti Sri Rejeki Isman," kata David.

David menambahkan, rupiah cenderung menguat diharapkan berdampak positif untuk kinerja emiten pada kuartal I 2016. Ia menilai, kisaran rupiah di 12.700-13.800 per dolar Amerika Serikat (AS) merupakan posisi yang baik untuk emiten.

"Kalau rupiah bergerak volatile juga tidak bagus untuk emiten karena akan susah untuk perhitungan," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius menuturkan biaya bahan baku impor seiring penguatan rupiah. Namun ia berharap pergerakan rupiah lebih stabil pada tahun ini. Pihaknya juga pun telah melakukan natural hedging berkisar 3-4 bulan impor agar kecukupan.

VP Strategic Finance PT XL Axiata Tbk Feiruz Ikhwan mengatakan, XL Axiata dapat dampak positif dari penguatan rupiah. Lantaran sebagian dari belanja modal perseroan dalam bentuk Dolar AS.

PT XL Axiata Tbk (EXCL) siapkan belanja modal sekitar Rp 7 triliun pada 2016. Belanja modal itu akan digunakan untuk mendukung bisnis layanan data perusahaan, termasuk pengembangan 4G LTE.

"Utang dolar Amerika Serikat dari bank sudah dilindung nilai dan sisanya utang dari Axiata yang akan dilunasi dengan penerbitan saham baru. Rights issue XL tetap akan fokus dalam agenda transformasi kami," ujar Feiruz. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.