Sukses

Cerita Jonan Benahi Kereta Api Kala Jadi Bos KAI

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mulai dikenal di masyarakat luas saat dirinya berhasil mengubah wajah perkeretaapian di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mulai dikenal di kalangan masyarakat luas saat dirinya berhasil mengubah wajah perkeretaapian di Indonesia. Lewat tangan dinginnya, kini pelayanan ‎perkeretaapian di dalam negeri patut diacungi jempol.

Jonan mengatakan saat menjadi orang nomor satu di PT Kereta Api Indonesia (KAI), salah satu perubahan yang dilakukan yaitu soal sistem penjualan tiket. Menurut dia, tiket dengan menggunakan kertas sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

"Saya masuk pada 2009 di KAI, cetak tiket itu di-print kemudian dijual. Saya ajak rekan di KAI, saya tanya kenapa tidak bisa dibenahi. Jawabannya karena sudah dari zaman dulu begini. Saya tidak suka, karena zaman sudah berubah," ujarnya di acara Inspirato Liputan6.com di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

 

Dia menuturkan selama sistem penjualan tiket kereta api di Indonesia tidak diubah ke sistem ‎online, maka selamanya perkeretaapian di Indonesia tidak bisa dibenahi.

"Saya minta sistem ticketing diubah karena zaman sudah berubah. Kalau dulu tidak ada sistem reservasi tiket secara online. Kalau tidak ada itu masalah kereta api tidak bisa diselesaikan," kata dia.

Men‎urut Jonan, dengan sistem penjualan tiket dengan kertas, potensi adanya kecurangan akan tetap besar. Sebagai contoh, banyak tiket palsu yang beredar dan diperjualbelikan.

"Mau terapkan sistem IT resistensinya besar. Tapi kalau jual karcis, dicetak kemudian dijual itu banyak karcis palsu," lanjutnya.

Oleh sebab itu, untuk membenahi perkeretaapian di Indonesia maka hal yang pertama dilakukan yaitu dengan mengubah sistem penjualan tiket dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Hasilnya, kini kualitas infrastruktur perkeretaapian Indonesia menempati urutan ke 43 dari 140 negara‎ di dunia.

"Waktu itu Pak SBY minta dibersihkan karena kereta api ini wajah bangsa. Kemudian dua tahun kita beres-beres dan selesai," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini