Sukses

Dolar Tergelincir Bikin Harga Emas Naik

Harga emas memasuki posisi termurah sejak 23 Februari, dengan kehilangan 3 persen pada pekan lalu.

Liputan6.com, New York - Harga emas naik tipis dipicu pelemahan dolar yang didorong laporan data AS yang tercatat lebih rendah dari perkiraan.

Namun harga emas mendekati posisi terendah dalam satu bulan, di mana investor fokus pada pidato pejabat Federal Reserve yang bisa menjadi petunjuk lebih lanjut tentang potensi kenaikan suku bunga acuan.

Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi US$ 1.219,56 per ounce, setelah sempat menyentuh sesi rendah US$ 1.208,15 per barel.

Harga emas memasuki posisi termurah sejak 23 Februari, dengan kehilangan 3 persen pada pekan lalu. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar sejak November di tengah spekulasi bahwa kenaikan suku bunga acuan AS bisa terjadi pada bulan depan.

Adapun nilai tukar dolar AS jatuh dari posisi tertinggi dalam hampir dua minggu dari sekeranjang mata uang lainnya. Ini setelah data belanja konsumen AS menunjukkan kenaikan sedikit pada Februari dan inflasi secara keseluruhan tercatat turun.

Pelemahan data ini, mendukung pandangan jika The Fed akan menaikkan suku bunga secara bertahap. Hal ini akan membebani dolar dan pada gilirannya mendorong harga emas.

Semua mata sekarang tertuju kepada Gubernur The Fed Janet Yellen, yang akan memberikan pidato tentang ekonomi AS dan kebijakan moneter pada Selasa. Hal ini akan menjadi indikasi tentang jumlah dan waktu kenaikan suku bunga acuan di tahun ini.

"Jika dia mengatakan sesuatu yang menyiratkan akan ada kenaikan pada pertemuan berikutnya, maka Anda mendapatkan volatilitas," kata Michael Matousek, Kepala Pedagang Global Investors melansir laman Reuters, Selasa (29/3/2016).

Namun dia mengaku ragu Yellen akan mengatakan sesuatu yang dapat menakuti pasar. "Dia mengerti apa yang bisa memainkan pasar, sehingga dia akan memilih kata-katanya dengan bijak," lanjut dia.

Pasar juga menunggu pidato Presiden Fed New York William Dudley pada hari Kamis dan rilis data non-farm payrolls AS pada hari Jumat.

"Data non-farm payrolls di atas 200 ribu bisa memberikan pasar cukup kepercayaan diri untuk harga dalam kenaikan suku bunga tahun ini, dan ini membebani emas," kata Carlo Alberto de Casa, Kepala Analis ActivTrades.(Nrm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.