Sukses

Pasokan Gas dari Jaringan Pipa Diakui Lebih Pasti

Penggunaan gas bumi yang dipasok melalui pipa juga lebih efisien, karena pasokan gas terus ada sesuai dengan kebutuhan memasak.

Liputan6.com, Jakarta - Para pengusaha lontong yang tinggal di Kampung Lontong Banyu Urip Lor, Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Surabaya, jawa Timur, mengakui kehandalan pasokan gas bumi atau liquefied natural gas (LNG) jika dibandingkan dengan pasokan gas dari liquid petroleum gas (LPG).

Aris Siswanto, salah satu pengusaha lontong di desa yang sebagian besar warganya adalah pembuat lontong tersebut mengaku lebih mendapat kepastian pasokan bahan bakar dengan mengunakan gas bumi.

Aris bercerita, untuk memasak lontong membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam. Untuk itu, ia dan beberapa pengusaha lontong lainnyamembutukan pasokan bahan bakar yang tak pernah putus selama memasak lontong tersebut.

Pasokan bahan bakar yang selalu ada dan tentu saja stabil tersebut terpenuhi dengan adanya LNG yang disalurkan melalui pipa oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).

‎"Kalau pakai gas PGN tidak ada matinya, dia nyala terus selama memasak lontong," kata Aris, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Sebelumnya, sebagian besar pengusaha lontong di desa tersebut mengggunakan LPG yang dikemas dengan menggunakan tabung. Saat itu, Aris dan rekan-rekannya agak kesulitan mendapatkan pasokan gas karena terkadang habis di tengah proses memasak lontong.

Hal tersebut menjadi karena harus mengganti tabung dan proses memasak menjadi tidak sempurna. "Saat masak belum sampai 10 jam ada yang habis lalu ganti, itu bikin lontong tak sempurna," ungkap Aris.

Penggunaan gas bumi yang dipasok melalui pipa juga lebih efisien, karena pasokan gas terus ada sesuai dengan kebutuhan memasak.

"Kalau tabung lagi kosong harganya mahal, kalau mahal ada barang tidak masalah, ini tidak. Apalagi kalau Lebaran kebutuhan meningkat 3 kali lipat, gas tabung tidak ada paling nyarinya di SPBU," tambahnya.Menteri ESDM Sudirman Said dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi Kampung Lontong.

Ia juga mengungkapkan bahwa pengeluarannya menjadi lebih hemat saat menggunakan gas bumi. Bahkan penghematan mencapai 50 persen. Dalam kondisi normal Aris memproduksi 1.500 potong lontong per hari yang dimasak melalui empat dandang, dengan menggunakan gas pipa biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 900 ribu per bulan. Sedangkan jika menggunakan gas tabung membutuhkan Rp 2 juta per bulan.


"Kalau saya sehari bisa empat tabung yang kecil itu, satu bulan Rp 2 juta, kalau dirupiahkan pakai gas pipa Rp 900 ribu jauh lebih hemat, paling mentok ada tambahan jadi Rp 1 juta," tutup Aris.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.