Sukses

Aksi Ambil Untung Tekan IHSG

Pada awal sesi perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.883,13 dan terendah 4.876,25.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Aksi ambil untung menjadi salah satu penyebab pelemahan tersebut. 

Pada pembukaan perdagangan saham, Rabu (20/4/2016), IHSG turun 16,53 poin atau 0,34 persen ke level 4.865,63. Indeks saham LQ45 juga melemah 0,64 persen ke level 842,30. Seluruh indeks saham acuan kompak berada di zona merah semua.

Terdapat 25 saham melemah sehingga menekan IHSG ke zona merah. Sedangkan 89 saham menguat namun tak mampu mendorong penguatan IHSG. Di luar itu, 66 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 16.627 kali dengan volume perdagangan 418 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 422 miliar.

Investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 32 miliar. Sementara itu, pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 32 miliar.

Pada awal sesi perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.883,13 dan terendah 4.876,25.

Secara sektoral, dari sepuluh sektor hanya ada 4 yang melemah. Sektor saham barang konsumni turun 1,83 persen dan disusul sektor manufaktur yang melemah 1,19 persen dan sektor infrastruktur yang turun 0,97 persen.

Saham-saham tertekan antara lain saham JIHD melemah 10 persen ke level Rp 540 per saham, saham VINS turun 7,79 persen ke level Rp 71 per saham, dan saham SIPD melemah 5,78 persen ke level Rp 815 per saham.

Analis PT BNI Securities Richard Jerry menjelaskan, pada perdagangan bursa Asia ditutup pada zona hijau. Nikkei Jepang ditutup menguat 3,68 persen, sedangkan Shanghai Composite mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen. "Hal ini didorong oleh reli harga minyak pada hari Selasa kemarin," tuturnya.

Sedangkan IHSG ditutup menguat 0,34 persen ke level 4.881, setelah investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 152 miliar. Sektor konsumer memimpin penguatan indeks, di mana sektor ini mencatatkan kenaikan sebesar 0,77 persen.

"Kami memperkirakan indeks masih berpotensi mengalami kenaikan, dengan adanya kenaikan indeks global, meskipun investor harus berhati-hati akan aksi profit taking yang biasa terjadi." tuturnya. (Gdn/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini