Liputan6.com, Jakarta - Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menyimpulkan bahwa laju Indeks Harga Konsumen (IHK) pada minggu ke tiga‎ April 2016 berada di angka deflasi 0,33 persen. Sedangkan hingga akhir April 2016, diperkirakan bakal deflasi 0,37 persen.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung mengungkapkan, angka itu diperkirakan akan terus membaik hingga akhir bulan nantinya. "Survei minggu ke tiga bulan April terjadi deflasi 0,33 persen, nanti akhir bulan perkiraan kami hasilnya 0,37 persen deflasi‎," kata Juda Agung di Gedung Bank Indonesia, Selasa (26/4/2016).
Menurut Juda, rendahnya IHK tersebut tidak terlepas dari komitmen Bank Indonesia yang terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, dalam menjaga harga kebutuhan pokok dan bahan makanan di pasar.
Dengan angka itu, Juda mengaku optimistis akhir tahun nantinya laju IHK akan berada di inflasi antara 3 persen - 5 persen. "Angka ini sudah memperhitungkan berbagai kemungkinan, mulai dari penurunan harga BBM hingga peningkatan harga saat lebaran," tegas Juda.
Juda menjelaskan, sesuai dengan tren tahunan laju IHK di bulan April memang tergolong rendah. Menurut dia, inflasi baru akan terlihat jika sudah memasuki bulan Juni hingga Juli. Kemudian setelah lebaran, tepatnya Agustus kembali menurun. Kenaikan lagi akan terjadi jelang akhir tahun.
Untuk diketahui, pada Maret 2016 kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi di angka 0,19 persen, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan realisasi indeks harga konsumen pada Februari 2015 lalu yang mengalami deflasi 0,09 persen. Dengan realisasi tersebut maka inflasi tahun kalender mencapai 0,62 persen.
Tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap maret 2015) sebesar 4,45 persen. Komponen inti inflasi mencapai 0,21 persen dan inti tahun ke tahun 3,50 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, realisasi inflasi pada Maret 2016 tergolong cukup terkendali. Dalam 5 tahun terakhir, realisasi inflasi ada yang lebih tinggi namun juga ada yang lebih rendah dari realisasi di 2016 ini. "Pemerintah sudah mulai mengendalikan harga sampai ke kota-kota,"tutur dia, di Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Dia menyebutkan, dari 82 kota, 58 kota alami inflasi dan 24 kota deflasi. Inflasi tertinggi adalah di Bukittinggi sebesar 1,18 persen dan terendah adalah Tangerang, Yogyakarta, Malang dan Singkawang yang ada di angka 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen. (Yas/Gdn)