Harga Emas Menguat ke Level US$ 1.300 per Ounce

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat ke level tertinggi dalam 15 bulan. Harga emas menyentuh level di atas US$ 1.300 per ounce pada perdagangan awal pekan ini seiring perdagangan tipis dan dolar Amerika Serikat (AS) melemah.

Sebagian besar pasar keuangan Asia dan London libur nasional juga mempengaruhi momentumen pergerakan harga emas. Harga emas telah naik lebih dari lima persen pada pekan lalu, dan terbesar sejak awal Februari.

Penguatan harga emas ini didorong dari dolar Amerika Serikat (AS) melemah, dan mencatatkan kinerja mingguan terburuk sejak 2008.

Harga emas di pasar spot sempat sentuh level US$ 1.303 per ounce, dan tertinggi sejak tahun lalu. Harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Juni naik 0,4 persen ke level US$ 1.295,80 per ounce.

"Dolar AS sangat lemah terutama terhadap yen. Sementara komoditas tampak baik-baik saja, jadi mungkin harga emas akan mampu kembali menguat," ujar Analis MKS Afshin Nabavi seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (3/5/2016).

Bursa saham AS dan imbal hasil surat utang AS juga menguat seiring dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama. Bahkan indeks dolar AS tertekan sejak Januari 2015.

"Pelaku pasar ingin transaksi perdagangan sukses. Namun pelaku pasar lebih suka beli emas bila di kisaran US$ 1.310 dan US$ 1.315. Ketika level harga itu terkonfirmasi maka dapat melewati level lebih sulit," ujar Bob Haberkorn, Analis Senior RJO Futures.

Selain itu, penguatan harga emas juga didorong dari aksi hedge fund dengan memangkas di harga emas berjangka, dan menaikkan posisi untuk perak.

"Kami percaya aksi spekulasi investor mendorong harga emas naik baru-baru ini. Ini juga berlaku untuk perak, platinim dan palladimum," tulis analis Commerzbank. (Ahm/Ndw)