Sukses

Pertumbuhan Wisata RI Lebih Baik Dibanding Negara Tetangga

Kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia meningkat setiap tahunnya.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor pariwisata Indonesia mampu tumbuh cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut karena pemerintah terus mengembangkan destinasi wisata. Kondisi sektor pariwisata di Indonesia ini berkebalikan dengan beberapa negara tetangga.

Kepala Bidang Strategi Pemasaran Eropa dan Timur Tengah Kementerian Pariwisata ‎Dwi Ratih Siswarini‎ mengatakan, sektor pariwisata Indonesia ‎tumbuh 10,3 persen pada periode Januari hingga Desember 2015. Sedangkan negara tetangga atau negara yang bersebelahan dengan Indonesia justru anjlok 6,3 persen.

Sedangkan jika dibandingkan dengan Singapura, pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia juga tumbuh masih besar. Untuk periode yang sama, pertumbuhan pariwisata Singapura hanya 0,9 persen.

"Pariwisata Indonesia memiliki pertumbuhan cukup tinggi dibanding negara lain seperti Malaysia dan Singapura," kata Ratih, dalam acara‎ 12th Indonesia Investment Week, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).

Peringkat pariwisata Indonesia juga berada di urutan baik. Dari 141 negara, Indonesia berada di urutan 50 pada 2015. Hal tersebut menunjukkan kondisi yang menggembirakan.

Kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia meningkat setiap tahunnya. Pada 2014 Indonesia didatangi oleh 9 juta wisatawan manca negara. Kemudian pada 2015 naik menjadi 10 juta wisatawan. Dengan pertumbuhan tersebut, pemerintah yakin bahwa target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2019 bisa tercapai.

"Nampak signifikan menjelang 2020, sektor pariwisata menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun," ungkap Ratih.

Namun meskipun terus tumbuh, banyak hal yang perlu dibenahi di sektor pariwisata Indonesia. Terdapat beberapa kekurangan dari pariwisata di Indonesia seperti minimnya infrastruktur akses menuju tempat wisata. Hal tersebut membuat biaya transportasi ke lokasi yang dipromosikan menjadi mahal.

Ratih melanjutkan, kelemahan berikutnya adalah kesehatan dan kebersihan yang masih kurang diperhatikan pada tempat pariwisata, selain itu juga keberlanjutan lingkungan lokasi pariwisata belum diterapkan."kesehatan dan higienis beberapa tempat yang kita kunjungi, dan keberlanjutan lingkungan," tutup Ratih. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini