Sukses

Kenali 3 Tanda Anda Mulai Tak Rasional soal Keuangan

Hindari sikap tidak rasional saat merencanakan keuangan agar dapat mencapai kepuasan maksimal di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Saat melakukan perencanaan keuangan akan timbul berbagai macam kekhawatiran yang mengikuti. Seperti rencana pensiun, investasi, hingga pendidikan anak Anda kelak.

Setiap kali dihadapkan dengan rincian tersebut, seseorang akan membuat keputusan yang harus mengorbankan beberapa hal, termasuk menunda keinginan. Saat melakukan keputusan, kepala Anda akan memikirkan berbagai macam cara.

Sekalipun seorang pemikir rasional, Anda bisa memiliki pemikiran aneh yang akan terlintas dalam benaknya saat menyangkut masalah keuangan.

Jika dapat mendeteksi sikap-sikap tidak rasional Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan diri Anda dan membuat keputusan keuangan yang lebih baik. Dilansir dari Iris, Jumat (13/5/2016) berikut adalah 3 tanda yang perlu Anda cermati.

1. Jangkar

Jangkar memiliki definisi sebagai ketergantungan terhadap sepotong informasi saat membuat keputusan (sehingga disebut jangkar). Informasi tersebut bisa saja tidak akurat, sehingga Anda perlu berhati-hati saat mengambil keputusan.

Contoh kecilnya adalah saat Anda sedang belanja. Saat mengetahui diskon besar-besaran, harga asli diibaratkan sebagai jangkar, yaitu perbandingan.

Harga baru merupakan pencuri perhatian, yaitu sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Padahal, bisa saja harga baru ternyata berbeda jauh dengan harga baju sebenarnya.

Penting untuk menghindari jangkar tersebut dengan tidak membatasi diri dalam satu titik pandang. Anda harus mencari informasi dari berbagai sumber, dan melihat situasi dari perspektif yang berbeda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidak ingin rugi

2. Tidak ingin rugi

Enggan rugi menjelaskan mengapa kontribusi tabungan pensiun otomatis dipotong dari gaji. Jika Anda harus melakukan pemotongan tersebut sendirian maka rasa kehilangan akan terus meningkat. Belum lagi jika Anda harus membayar asuransi kesehatan dan pajak gaji.

Kemungkinan besar konsistensi Anda dalam membayar akan berkurang sehingga pembayaran tersebut tidak akan maksimal.

Tanda ini juga berlaku untuk kerugian investasi yang potensial. Takut kehilangan dapat menyebabkan Anda untuk membuat keputusan investasi yang terlalu aman, sehingga pengembalian juga akan rendah.

Jika suka berinvestasi di pasar saham, Anda mungkin memahami konsep loss aversion yang berlaku untuk saham dengan kinerja buruk. Seorang investor berharap untuk menghindari rasa sakit dari uang yang hilang dengan menjaga stok yang harus dijual.

3 dari 3 halaman

Penundaan

3. Penundaan

Menunda-nunda adalah cara yang paling sering dilakukan seseorang saat melakukan perencanaan keuangan. Nyatanya, tingkat kerugian yang muncul akan sangat besar.

Pakar ekonomi mengatakan, perilaku tersebut ada hubungannya dengan diskonto temporal, yaitu menilai keuntungan langsung daripada keuntungan masa depan.

Pada tingkat keuangan, diskonto temporal adalah alasan besar seseorang tidak berpartisipasi dalam rencana tabungan pensiun.

Sangat logis bila setiap karyawan mengambil rencana tabungan yang ditawarkan. Namun, sekitar 13 persen dari peserta yang memenuhi syarat tidak mendaftarkan diri ketika rencana tersebut ditawarkan.

Anda bisa melakukan komitmen di awal untuk menentukan batas waktu menentukan kapan akan melakukan rencana tabungan untuk usia tua. (Shabrina Aulia Rahmah/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.