Sukses

Dua Hal Utama Pendorong Negara Maju, Indonesia Siap Mencoba

Indonesia agak ketinggalan dalam meningkatkan kualitas SDM.

Liputan6.com, Jakarta - Terdapat dua hal utama yang bisa mendorong terciptanya negara maju. Indonesia akan serius menerapkan dua hal tersebut sehingga ke depan bisa masuk ke dalam kategori negara maju.

Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengungkap, hal yang pertama yang bisa mendorong sebuah negara masuk kategori maju adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia‎ (SDM). Selama ini banyak negara maju yang tidak memiliki sumber daya alam, namun karena sumber daya manusia berkualitas maka negara tersebut bisa berkembang.

"Satu SDM. Negara yang maju tidak punya sumber daya alam, jadi fokus dalam pengembangan SDM. Akhirnya manusia yang terdidik ini, yang educated ini akhirnya mengubah bangsanya," kataRizal, dalamPressConfrence Rakor Migas, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman,Jakarta, Rabu (11/5/2016).

Rizal mengakui, Indonesia agak ketinggalan dalam meningkatkan kualitas SDM, karena itu pemerintah akan melakukan transformasi peningkatan kualitas SDM dengan memberikan pendidikan yang lebih spesifik sehingga SDM Indonesia memiliki kemampuan yang sama dengan negara maju.

"Zaman sekarang zaman Google. Pengetahuan umum bisa didapat dari mana saja, yang penting kemampuan analisa, kemampuan sintesa, kemampuan inovasi dan modifikasi," ungkap Rizal.

Rizal melanjutkan, hal yang kedua untuk mewujudkan negara maju adalah mendorong peningkatan nilai tambah Sumber Daya Alam (SDA) selama ini yang dilakukan hanya mengekspor bahan mentah akan diubah polanya dengan melakukan pengolahan di dalam negeri.

"Nah faktor kedua, pengelolaan SDA. Kita yang kaya SDA harusnya bahkan harus jadi negara lebih hebat dari negara ASEAN lainnya. Sayangnya, paradigmanya selama ini adalah tebang ekspor. Sedot tanah di papua, ekspor. Tidak dibangun industri downsteam. Sehingga nilai tambahnya enggak ada,"terang Rizal.

‎Rizal mengungkapkan, dua hal tersebut terbukti telah mendorong negara Asia yang saat ini telah menjadi negara maju. Pada1960-an akhir, pendapatan per kapita rakyat di Asia hanya US$ 100 per kapita, China yang saat ini berstatus sebagai negara miskin US$50 per kapita. Namun, dalam waktu 50 tahun, beberapa negara pendapatan perkapitanya melesat, seperti Korea Selatan ke US$ 35 ribu per kapita.

"Yang lain melesat US$ 15 ribu per kapita. Kita terakhir hanya US$ 3.500 per kapita. Lho Kok bisa. Dalam waktu 50tahun ada negara yang terbang masuk kategori negara maju, ada negara yang masih tetap. Kayak kita lah, lumayan tapi tidak luar biasa‎. Tentu ada dua hal, dan banyak lagi lah analisa kenapa sebabnya. Kami menilai ada dua sebab utama," tutup Rizal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini