Sukses

Ini Alasan Proyek Apartemen di Cikarang Tumbuh Pesat

Cikarang sudah berubah dari dulunya kawasan industri padat karya seperti garmen dan sepatu, kini menjadi pusat industri padat modal.

Liputan6.com, Jakarta - Meski dibanjiri banyak proyek hunian vertikal baru, namun penjualan unit apartemen di Cikarang, Bekasi, tetap kinclong. Salah satu faktor penyebab karena saat ini ada tren pekerja asing (ekspatriat) lajang yang bekerja di Cikarang lebih memilih tinggal di dekat tempat kerja dibanding harus melalui kemacetan parah untuk pulang ke Jakarta.

Saat ini sedikitnya ada 4.000 pabrik yang beroperasi di Cikarang, dan 100 brand besar baru yang segera membuka pabriknya di daerah tersebut. Sebagian besar atau 90 persen pekerja dari perusahaan tersebut merupakan ekspatriat dari Jepang, Korea dan Taiwan.

“Sekarang trennya banyak ekspatriat single memilih tinggal di Cikarang daripada tinggal di apartemen di Jakarta. Inilah yang kemudian membuat market pasar apartemen di sini. Saat ini di Cikarang diperkirakan ada lebih dari 10 ribu orang ekspatriat dan itu menjadi pasar yang cukup besar,” ungkap Direktur Pengembangan Bisnis PT Mutiara Mitra Sejahtera (MMS) Robert Yapari yang ditulis Liputan6.com, Senin (16/5/2016).


Yang terpenting diperhatikan untuk ekspatriat, menurut dia, adalah sisi keamanan dan kenyamanan hunian, selain lokasi yang strategis. Tren minat ekspatriat dan pekerja lokal untuk tinggal di Cikarang cukup bagus karena dapat menjadi solusi mengurangi beban kepadatan di Jakarta, dan tentunya mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan tol terlebih pada saat masuk dan pulang kerja.

Seperti diketahui tol Jakarta-Cikampek banyak dilalui truk-truk ukuran besar sehingga cukup padat.

MMS sedang mengembangkan proyek apartemen Domicilio di Cikarang, persisnya di kawasan Cikarang Center City (CCC) seluas delapan hektare. Saat ini sudah selesai dibangun 188 unit ruko, dengan 90 persen unit sudah terjual, bahkan dihuni.

Beberapa sudah dioperasikan menjadi bank, perkantoran, restoran dan kegiatan lain yang melengkapi kebutuhan penghuni apartemen termasuk ekspatriat nantinya.

“Di tahap kedua ini kami akan bangun tiga tower apartemen dan satu satu tower hotel. Apartemen ini menyasar segmen menengah dengan harga perdana mulai Rp 13,5 juta per meter persegi,” kata Robert.

Ada tiga tipe unit apartemen yang disediakan yakni Tipe Studio (26,92 m2), Tipe One Bedroom (53,85 m2) dan Tipe Two Bedroom (72,56 m2).

MMS belum memulai penjualan karena tidak ingin sekadar menjual gambar. Oleh karena itu pengembang ini telah menyiapkan show unit di marketing gallery CCC sehingga konsumen bisa melihat langsung kualitas yang ditawarkan di Domicilio. Penjualan unit apartemen Domicilio baru akan dilakukan setelah Lebaran tahun ini.

Daya Beli

Selain faktor jumlah ekspatriat yang besar, ungkap Robert, dipilihnya Cikarang sebagai lokasi pengembangan proyek perusahaan juga dipengaruhi berbagai faktor berdasarkan survei pasar yang sudah dilakukan MMS. Survei ini meliputi pemetaan daya beli, segmen market dan captive market.

Dari survei terlihat bahwa Cikarang sudah berubah dari dulunya kawasan industri padat karya seperti garmen dan sepatu, kini menjadi pusat industri padat modal terutama elektronik dan otomotif yang didominasi perusahaan asing.

Kondisi itu menjadikan Cikarang dan Kabupaten Bekasi sebagai salah satu daerah dengan Upah Minimum Regional (UMR) tertinggi di Indonesia, bahkan mengalahkan UMR DKI Jakarta.

"Ini bukti kalau take home pay pekerja di Cikarang tinggi, sehingga menari banyak migrasi pekerja kemari. Akibatnya kebutuhan hunian juga meningkat," ujar Robert.

Konsekuensinya pada 2014 keluar kebijakan Pemkab Bekasi untuk melindungi lahan-lahan pertanian, sehingga ada moratorium untuk real estat, sehingga pembangunan hunian untuk pekerja di kawasan industri diarahkan high rise (vertikal). Setahun kemudian, proyek apartemen pun membanjiri pasar Cikarang.

GM Marketing MMS, Erick Putra mengatakan Domicilio Cikarang adalah sebuah apartemen berkonsep resort style living yang akan menjadi satu-satunya apartemen di Cikarang yang membangun 70 persen areal sebagai green area. Ini menurut dia akan menjadi selling point dari Domicilio.

Kebutuhan investasi untuk pembangunan tiga tower apartemen Domicilio (1.840 unit) diperkirakan hampir mencapai Rp 650 miliar, sedangkan investasi tower hotel bintang empat disebutkan masih dihitung karena  tergantung dari total kamar yang akan dibangun. (Muhammad Rinaldi/nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.