Sukses

Riyadh Group Gandeng PT PP Bangun Apartemen di Medan

Riyadh Group menunjuk PT PP sebagai kontraktor utama pembangunan apartemen di Medan.

Liputan6.com, Jakarta - Riyadh Group Indonesia melalui anak usahanya PT Lima Putra Realti resmi menunjuk PT PP (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama pembangunan proyek Setiabudi Condominium di Medan, Sumatera Utara.

Kerjasama ini merupakan bentuk komitmen pengembang untuk menyelesaikan konstruksi dan serah terima unit kepada konsumen sesuai target pada akhir 2017.

Penandatanganan kontrak pembangunan antara kedua belah pihak dilakukan Presiden Direktur PT Lima Putra Realti, Bally Saputra dan Kepala Cabang I PT PP (Persero) Tbk, Didik Mardianto di Jakarta, Senin (16/5/2016).

Nilai kontrak pembangunan Setiabudi Condominium sebesar Rp 296 miliar, dengan jangka waktu pengerjaan konstruksi selama 1,8 bulan.

 


Menurut Bally, penunjukan PT PP sebagai mitra strategis pembangunan proyek apartemen di Medan dengan beberapa alasan. Pertama, sebagai perusahaan konstruksi plat merah PP sudah teruji pengalamannya dalam membangun banyak gedung bertingkat (high rise building) di seluruh Indonesia termasuk apartemen menengah bawah.

Kedua, PT PP ditunjuk berdasarkan proses tender yang sudah dilakukan PT Lima Putra Realti di Medan beberapa waktu lalu yang diikuti tujuh perusahaan konstruksi (kontraktor) baik nasional maupun lokal.

“Kami menggandeng PT PP bukan saja karena pengalaman perusahaan ini yang sudah terbukti mumpuni, namun juga mereka menawarkan harga paling realistis dengan kualitas spesifikasi terbaik sesuai yang kami inginkan,” kata Bally, Selasa (17/5/2016).

Pemancangan tiang perdana (groundbreaking) Setiabudi Condominium sudah dilakukan pada tahun lalu, sedangkan penjualan juga sudah dilakukan dengan melakukan tes pasar. 

Meski baru tes pasar, lanjut dia, namun antusias peminat cukup bagus, dan diharapkan penjualan semakin meningkat seiring dimulainya pembangunan apartemen.

Setiabudi Condominium keseluruhan terdiri dari tiga tower apartemen dengan total 848 unit dengan dua tipe unit yakni satu kamar (23 m2) dan dua kamar (48 m2). Harga jualnya mulai dari Rp 350 juta per unit.

Apartemen ini juga dilengkapi berbagai fasilitas kelas bintang lima seperti kolam renang, fitness center, lapangan tenis, mesjid, gedung pertemuan, kids playground, area lifestyle, food court, wireless internet, kartu akses dan parkir luas.

“Untuk pendanaan proyek, kami sudah mendapatkan komitmen pembiayaan dari Bank BRI, selain dari kas internal. Porsinya sekitar 70 persen bank, dan sisanya dana perusahaan,” papar Bally.

Pasar apartemen di Medan dibidik karena sebagai pusat bisnis dan pendidikan terbesar di wilayah barat Indonesia kebutuhan hunian di kota tersebut cukup besar.

Di sisi lain, ketersediaan lahan yang semakin terbatas dan kondisi lalu lintas di Kota Medan yang sudah crowded juga menjadi alasan orang untuk memilih tinggal di tengah kota sehingga mempermudah mobilitas sehari-hari.

Lokasinya yang berdekatan dengan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), menurut Bally, turut menambah daya tarik proyek Setiabudi Condominium.

Selain membidik pasar lokal, pihak pengembang juga membidik pembeli dari daerah-daerah sekitar seperti Aceh dan Riau. Warga di kedua daerah itu banyak yang menyekolahkan anaknya di Medan, di samping ada juga yang membeli untuk investasi.

Bahkan, kata Bally, banyak orang berpunya di kedua daerah tersebut yang merasa belum komplit kalau belum memiliki properti di Medan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bangun infrastruktur



Dukungan Infrastruktur

Presiden Komisaris Riyadh Group Indonesian, Soelaeman Soemawinata menambahkan pasar properti di Kota Medan sangat menjanjikan, bukan saja karena perannya sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, namun juga potensi pertumbuhan ekonomi daerah itu yang sangat luar biasa.

Kota ini juga didukung infrastruktur yang komplit dari mulai bandar udara bertaraf internasional hingga pelabuhan kelas dunia yakni Kuala Tanjung.

“Saat krisis ekonomi tahun 1998 lalu pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara ini justru positif. Ditambah jumlah penduduk yang terus bertambah, kelompok produktif yang meningkat, serta sistem sosial kalangan muda yang tidak lagi landed house minded membuat peluang untuk pasar apartemen terbuka lebar,” ungkap Eman (panggilan akrab Soelaeman).

Sementara itu, Ketua Kehormatan Realestat Indonesia (REI) Sumut, Rusmin Lawin menyebutkan selama ini pasokan hunian vertikal di Medan lebih banyak didominasi apartemen kelas menengah atas, sehingga kehadiran Setiabudi Condominium yang menyasar segmen menengah cukup tepat.

“Kawasan Setiabudi memiliki captive market besar karena di sekitarnya saja ada 50 ribu jiwa penduduk, ditambah 50 ribu mahasiswa yang kuliah di USU dan beberapa kampus lain di sekitarnya," kata Rusmin yang juga Ketua Apindo Kota Medan itu.

Dia menyambut baik masuknya sejumlah pengembang besar nasional termasuk Riyadh Group Indonesia ke Kota Medan karena selain memacu pertumbuhan ekonomi Sumut, juga membuka banyak lapangan kerja dan mengisi kebutuhan ruang kota. (Rinaldi/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini