Sukses

Kilang Tuban Beroperasi, Impor BBM RI Bisa Berkurang 30 Persen

Kilang Tuban memiliki kapasitas mengolah minyak sebanyak 300 ribu barel.

Liputan6.com, Jakarta - Jika fasilitas pengolahan minyak mentah ( kilang ) Tuban yang dibangun PT Pertamina (Persero) bersama Rosneft Oli Company telah beroperasi, impor Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia akan berkurang sebanyak 30 persen.

‎Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, kilang Tuban memiliki kapasitas mengolah minyak sebanyak 300 ribu barel. Sebesar 80 persen dari minyak mentah yang diolah dari kilang tersebut akan menghasilkan BBM. 

Hardadi melanjutkan, 80 persen produksi BBM dari kilang Tuban setara dengan 240 ribu barel. dengan begitu produksi BBM kilang tersebut dapat menutupi 30 persen impor BBM Indonesia yang saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari.

"Jadi kira-kira 240 ribu bph, impor akan berkurang sebesar itu. Jumlah tersebut setara dengan 30 persen impor BBM Indonesia," terang Hardadi.

Selanjutnya, 45 persen kilang tersebut akan menghasilkanBBM jenisgasoline atau sejenisPertamax dan Premium. Sedangkan 35 persen akan memproduksi diesel. Sisanya  20 persen akan memproduksi petrokimia.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menegaskan hasil produksi kilang tersebut seluruhnya akan diserap untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Dia mengharapkan, setelah dilakukannya penandatanganan kerja sama dengan Rosneft, kilang Tuban dengan nilai investasi US$ 13 miliar tersebut diharapkan bisa selesai lebih cepat dari yang ditargetkan.

"Time frame selesai pada 2022. ‎Mail stone bankable pada 2016 ini dan di 2017 menyelesaikan pengadaan engineering sehingga 2018 bisa EPC dan 2021 kita harapkan onstream,"‎ kata Dwi. 

Sebelumnya, Dwi juga pernah mengungkapkan ada enam alasan Pertamina menunjuk Rosneft untuk membangun kilang Tuban. Pertama adalah kehandalan pasokan minyak mentah dari 5,2 juta barel, sehingga menjamin kilang tersebut mendapat pasokan minyak. "Enam itu antara lain kemampuan memiliki sumber minyak mentah," kata Dwi.

Aspek berikutnya yang menjadi latar belakang Pertamina memilih Rosneft adalah kekuatan keuangan, Rosneft juga berpengalaman mengoperasikan kilang sehingga Pertamina tidak meragukan lagi.

Selain itu, lanjut Dwi, Ronseft juga sudah berpengalaman berinvestasi membangun kilang di luar negeri, dan berpengalaman membangun kilang sendiri dengan begitu ‎membuktikan Rosneft memiliki teknologi untuk membangun kilang.

"Pengalaman membangun artinya dia menguasai teknologi dan yang ke enam adalah berdasarkan sejarah ‎Rosneft sendiri," tutup Dwi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.