Sukses

Atasi Gejolak Harga, KEIN Usul Peran Bulog Diperkuat

Langkah Menteri Perdagangan yang membuka‎ keran impor juga tidak bisa disalahkan.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mengusulkan agar peranan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk kembali diperkuat. Hal ini diharapkan mampu mengendalikan harga bahan kebutuhan pokok yang bergejolak seperti saat Ramadan dan jelang Lebaran.

Ketua KEIN Soetrisno Bachir mengatakan, dengan memperkuat peranan Bulog, maka pemerintah bisa melakukan kontrol terhadap pasokan bahan kebutuhan pokok. Jika pasokannya biasa diatur, maka terjadinya gejolak harga diyakini akan mampu diredam.

"Kami mengusulkan peranan Bulog diperkuat lagi. Karena mengontrol swasta agak sulit bahkan bisa menyebabkan kartel. Dengan mengontrol Bulog saja mestinya bisa dikendalikan. Kalau Bulog tidak benar tinggal ganti sajadireksinya. Kalau swasta kan susah. Itu usulanKEIN," ujar dia usai menghadiri Buka Puasa Bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di HotelGrand Sahid Jaya,Jakarta, Kamis (9/6/2016) malam.

Selain itu, lanjut Soetrisno, langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan harga ‎daging sapi harus bisa turun menjadi Rp 80 ribu per kg dan gula pasir sebesar Rp 12 ribu per kg sebagai suatu hal yang patut diapresiasi. Menurut dia, di saat seperti ini pemerintah memang harus melakukan intervensi karena gejolak harga seperti ini menyangkut kepentingan masyarakat umum.

"Karena banyak mata rantai yang membuat harga tinggi, maka Pak Presiden menginstruksikan pada menteri-menterinya supaya harga daging Rp 80 ribu per kg, gula Rp 12 ribu per kg. Jadi ini pemerintah yang luar biasa. Tidak benar kalau semua diserahkan kepada pasar, tetapi kalau berkaitan dengan masyarakat banyak Presiden langsung turun tangan," kata dia.

Selain itu menurut Soetrisno, langkah Menteri Perdagangan yang membuka‎ keran impor juga tidak bisa disalahkan. Melakukan impor dinilai menjadi salah satu solusi jangka pendek untuk meredam gejolak harga yang terjadi selama Ramadan dan jelang Ramadan.

"Menteri Perdagangan saat ini membuka bebas importir dengan asumsi akan menurunkan harga. Tapi itu bisa juga, karena teori ekonomi seperti itu. Kalau banyak suplai ‎maka harga akan turun," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.