Sukses

Menteri Susi Desak 2 BUMN Ini Borong Ikan dari Nelayan

Jatuhnya harga ikan saat musim tangkap menyebabkan ikan tidak terjual.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungannya di Kabupaten Lembata, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerima berbagai keluhan persoalan yang di hadapi masyarakat pesisir, baik nelayan maupun pembudidaya ikan dan rumput laut yang berdialog dengannya.

Salah satu keluhan yang disampaikan nelayan yaitu persoalan rendahnya harga ikan hasil tangkapan. Menjawab hal itu, Menteri Susi menilai mekanisme pasar harus diciptakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat.

"KUD (Koperasi Unit Desa) dihidupkan supaya yang beli dari KUD agar harganya bagus," kata Menteri Susi dalam keterangan tertulis, Minggu (12/6/2016).

 

Persoalan jatuhnya harga ikan saat musim tangkap, menyebabkan ikan tidak terjual sehingga ikan bernilai ekonomis tinggi seperti tongkol hanya dijadikan sebagai bahan baku tepung ikan.

"Ikan bagus-bagus dibuat tepung ikan. Tahun depan Lembata akan disiapkan coldstorage, yang dikelola koperasi, jadi ikannya bisa disimpan dan di jual ke luar daerah," jelas Susi.

Padahal menurut Susi, ikan-ikan tersebut jika dijual di Jawa harganya mencapai Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per kilogram (kg). Bahkan nelayan mengaku sebanyak 1 dam truck atau sekitar 5 ton ikan hanya dihargai Rp 500 ribu saja jika ikan sedang melimpah.

Untuk itu, Coldstorage dan es sangat penting agar ikan bisa dikirim keluar. Tak hanya itu, Menteri Susi juga meminta dua badan usaha milik negara (BUMN) di bidang perikanan yaitu Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Perikanan Nusantara (Persero).

"Saya juga sudah minta Perindo dan Perinus untuk bisa menampung ikan dari nelayan," tuturnya.

Sebagai informasi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan safari bahari di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan berlayar di perairan Flores (laut Sawu) mengunakan KRI Untung Suropati 372 milik TNI AL.

Selama 4 hari (9 s.d 12 Juni 2016), Susi akan singgah di tiga wilayah NTT yakni Larantuka, Lembata dan berakhir di Kupang untuk meninjau situasi dan kondisi perairan Flores (laut Sawu) dan menggali permasalahan masyarakat nelayan di ketiga wilayah yang disinggahi. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.