Sukses

Bursa Asia Kembali Bangkit Pasca-Brexit

Pasar kembali menarik, usai jatuh ke posisi terendah dalam satu bulan pada Jumat ke lebih dari 3 persen.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia naik pada perdagangan hari ini, mengekor Wall Street. Sementara nilai tukar yen Jepang melemah dipicu pasar global yang kembali tenang setelah sempat bergolak pada pekan lalu, imbas dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE).

Melansir laman Reuters, Kamis (30/6/2016), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen. Pasar kembali menarik usai jatuh ke posisi terendah dalam satu bulan pada Jumat ke lebih dari 3 persen, sebagai reaksi terhadap keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa. Sementara saham Australia naik 0,3 persen dan Jepang Nikkei bertambah 1,2 persen.

Wall Street kembali menguat pada penutupan Rabu. Indeks Dow Jones industrial average naik 284,96 poin atau 1,64 persen menjadi 17.694,68 poin.

 

Sementara indeks S & P 500 naik 34,68 poin atau 1,7 persen ke posisi 2.070,77 poin dan Nasdaq Composite menambahkan 87,38 poin atau 1,86 persen ke posisi 4,779.25.

Presiden AS Barack Obama mengatakan ia berharap ekonomi dunia akan kembali stabil dalam jangka pendek setelah keputusan Inggris keluar dari UE. Dia pun menyatakan keprihatinan tentang pertumbuhan global jangka panjang.

Di sisi lain, muncul harapan jika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan lebih melonggarkan kebijakan moneternya untuk mengantisipasi dampak lain terhadap pertumbuhan ekonomi global usai Brexit.

"Sementara konsekuensi penuh dari Brexit masih tidak pasti. Satu hal yang telah dicapai sangat berhasil menjatuhkan imbal hasil obligasi global untuk posisi terendah baru dan menjaga pelonggaran kebijakan moneter global lebih lama," tulis Angus Nicholson, Analis Pasar IG di Melbourne.

Seperti diketahui, imbas hasil utang 10 tahun pemerintah Jerman dan Jepang jatuh ke posisi terendah dalam sejarah di bawah nol selama seminggu terakhir. Sementara imbal hasil AS Treasury 30 tahun masih positif meski juga mendekati rekor terendah.

Sementara mata uang lain masih fluktuatif. Pound sterling terakhir naik 0,2 persen menjadi US$ 1,3450. Euro diperdagangkan pada US$ 1,1125, setelah mencapai US$ 1.0912 pada hari Jumat, ke posisi terendah sejak Maret.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.