Sukses

Harga Barang Makin Mahal Akibat Brexit

Mata uang Inggris pound sterling cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat dan euro mempengaruhi pergerakan harga barang.

Liputan6.com, London - Sejumlah ahli mengingatkan kalau harga akan naik jika Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan Uni Eropa/Britain Exit (Brexit). Dua minggu usai referendum pada 23 Juni 2016, keluarga di Inggris harus membayar lebih mahal untuk barang dan jasa.

Setiap hari harga barang semakin mahal usai voting tersebut lantaran mata uang Inggris pound sterling turun 15 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Selain itu, berdasarkan data market research firm GfK, kepercayaan konsumen paling buruk dalam 21 tahun. Kenaikan harga membuat rasa pesimistis semakin tinggi.

Mengutip laman CNN Money, Sabtu (9/7/2016), berikut sejumlah harga barang yang lebih mahal usai Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan Uni Eropa/Brexit dalam referendum:

1. Liburan

Masyarakat Inggris suka liburan ke Prancis dan Spanyol pada musim panas. Akan tetapi, biaya liburan keluarga naik lantaran pound turun 10 persen terhadap euro. Foreign exchangefirm FairFX memperkirakan biaya liburan keluar ke Prancis dalam dua minggu sekarang rata-rata lebih dari US$ 512 sebelum voting.

2. Harga Kebutuhan Energi

Harga bensin sudah mulai perlahan naik. Hal itu berdasarkan data asosiasi penjual bensin di London.

Harga rata-rata di Inggris raya sekitar US$ 1,68 sebelum referendum. Namun lantaran harga bahan bakar dalam dolar Amerika Serikat (AS) di pasar dunia maka dengan pound Inggris melemah membuat membeli lebih sedikit dari sebelumnya.

"Bahaya lantaran mengintai karena mata uang devaluasi. Kami melihat ada kenaikan 4-5 pence pada musim panas ini," ujar Chairman of the Petrol Retailers Association Brian Madderson.

3. Gadget

Perusahaan teknologi sudah merevisi harga seiring mata uang Inggris pound sterling yang melemah. Produsen smartphone OnePlus asal China menaikkan harga OnePlus3 sekitar 6,5 persen pada pekan depan.

Selain itu, Dell menyatakan akan menaikkan harga untuk sejumlah gadget yang dijual untuk Inggris karena komponen harga dalam dolar Amerika Serikat. Pihaknya tidak dapat menjual dengan harga yang sama. Sejauh ini belum berdampak terhadap konsumen produk Dell.

Sedangkan perusahaan lain seperti Apple, Lenovo dan HP masih menunggu perkembangan yang ada. (Ahm/Ndw)

*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini