Sukses

Warga Inggris Rela Pindah Negara Demi Duit Rp 2 Miliar

Banyak penduduk Inggris yang berkunjung maupun pindah ke Selandia Baru sejak Brexit terjadi.

Liputan6.com, London - Warga Inggris yang tidak memilih terjadinya Brexit, tentu saja kecewa dengan hasil referendum tersebut padaq 23 Juni lalu. Selain kecewa, sejumlah warga Inggris bahkan memutuskan untuk pindah ke negara lain agar terhindar dari krisis ekonomi yang mungkin terjadi di Inggris. Data menunjukkan penduduk Inggris banyak yang pindah ke Kanada, Australia hingga Selandia Baru.

Di Selandia Baru, lebih dari 5.500 penduduk Inggris berkunjung maupun pindah ke Selandia Baru semenjak Brexit terjadi, banyak di antaranya pindah ke Kota Kaitangata, sebuah kota yang rumornya membayar penduduknya.

Berdasarkan laporan dari BBC, Kota Kaitangata di Selandia Baru memang sedang menjadi incaran para imigran, terutama orang-orang Inggris yang pindah dari negaranya semenjak fenomena Brexit. Hal ini disebabkan adanya rumor yang beredar di kota Kaitangata, Selandia Baru, setiap penduduknya dibayar hingga US$ 160 ribu atau setara dengan Rp 2,13 miliar (kurs Rp 13.333 per dolar). Kabarnya, bayaran ini diterima secara cuma-cuma hanya dengan pindah ke kota kecil tersebut.

Pejabat setempat membantah rumor tersebut. Walikota dari Kota Kaitangata memang menjanjikan adanya bayaran yang tinggi bagi penduduknya yang bekerja di kota tersebut. Hal ini disebabkan masih sedikitnya penduduk di kota Kaitangata, terutama di daerah distrik Clutha. Ada lebih dari 1.000 lowongan pekerjaan yang tersedia di distrik Clutha, mulai dari bidang pertanian hingga kedokteran.

Adapun angka US$ 160 ribu yang dimaksud adalah harga rumah yang ditawarkan di kota tersebut. Kurang lebih dengan harga US$ 165 ribu (Rp 2,2 miliar), Anda bisa membeli sebuah rumah yang luas dengan lahan yang hijau. Harga rumah dan tanah di daerah distrik Clutha ini masih murah, karena belum banyaknya penduduk yang tinggal di kota ini.

Walaupun kota Kaitangata cukup jauh, terutama dari Inggris, masih banyak penduduk Inggris yang berencana pindah ke sana. Selain berharap mendapatkan pekerjaan baru, mereka juga berharap bisa mengelolah lahan hijau yang masih tersedia di kota tersebut. Sebagai info tambahan, penerbangan dari kota London menuju daerah ini dapat mencapai waktu 30 jam. (Aldo Lim/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Brexit adalah akronim dari British Exit, kampanye mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa
    Brexit adalah akronim dari British Exit, kampanye mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa

    Brexit