Sukses

Kementerian PUPR Kembangkan Infrastruktur KEK Merauke

Pengembangan infrastruktur di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Merauke, Papua, gencar dilakukan oleh Kementerian PUPR.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) gencar melakukan pengembangan infrastruktur di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Merauke, Papua. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Hermanrto Dardak pada rapat koordinasi terkait tindak lanjut pengembangan KEK Merauke dan Sorong, di Jakarta, Rabu (20/7).

Pengerjaan pengembangan infrastruktur ini sendiri dilakukan bertahap, berdasarkan prioritas yang sudah disusun oleh Kementerian PUPR.

“Perlu ada prioritas dari segi tahapan penetapan lokasi agar lebih efisien dan jelas, siapa yang melakukan apa, sehingga prosesnya tidak berhenti di tengah jalan,” kata Dardak.

Prioritas pertama yang akan dikerjakan oleh pemerintah adalah pengembangan jalan dari Merauke-Tanah Miring sepanjang 27 kilometer.

Pada rapat koordinasi ini, Dardak juga menyampaikan usulnya untuk berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam pengembangan KEK Merauke dan Salor. “Perlu juga target untuk membangun infrastruktur dan apa yang akan dicapai di setiap tahunnya, dalam pengembangan ini,” tambahnya.

Dardak juga menjelaskan bahwa selain pengembangan infrastruktur di kawasan KEK Merauke, Kementerian PUPR juga akan mendukung pembangunan infrastruktur di luar kawasan tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan potensi di Merauke, sebagai kawasan yang kaya akan lumbung pangan dan peternakan.

Kementerian PUPR juga berencana memberikan dukungan terhadap pembangunan waduk di Boven Digoel, dan rencana pembangunan beberapa irigasi. Pembangunan irigasi seluas 2000 hektar ini nantinya akan melibatkan koordinasi dengan Kementerian Pertanian.

Menurut Dardak, Kementerian PUPR masih mempertimbangkan dukungannya terhadap perkembangan infrastruktur PUPR untuk kawasan Merauke Integrated Food dan Energy (MIFEE). Beberapa hal menjadi pertimbangan pengembangan kawasan tersebut, seperti kondisi air di muara lebih payau, sehingga kurang sesuai untuk menanam padi. (Aldo Lim)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.