Sukses

Tak Punya Pelabuhan Bikin Barang RI Sulit Masuk Pasar Tajikistan

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap kunjungan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon ke RI dapat menguatkan hubungan bilateral.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap kunjungan Presiden Republik Tajikistan Emomali Rahmon di Indonesia dapat menguatkan hubungan bilateral sekaligus menjalin kerjasama ekonomi khususnya sektor industri.

“Selama ini kedua negara belum ada kerja sama investasi di sektor industri. Untuk itu, kedatangan Presiden Emomali ini menjadi kesempatan emas untuk menawarkan kerja sama industri yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian kedua negara," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Airlangga mengungkapkan, pada 2003 kedua negara telah memiliki kesepakatan dalam bentuk MoU dan agreement yang ditandatangani di Jakarta. MoU tersebut mencakup pembentukan Joint Commission, persetujuan perdagangan, serta kerja sama ekonomi dan teknik.

Sedangkan, dalam upaya menjalin kerja sama di sektor industri, Airlangga mengusulkan beberapa hal, yaitu mengaktifkan Joint Commission for Bilateral Cooperation. Komisi bersama ini sebagai sarana untuk mendiskusikan lebih lanjut kemungkinan kerja sama di bidang industri yang lebih erat di antara kedua negara.

Selanjutnya, memfasilitasi pelaksanaan Trade Mission guna penguatan kerja sama antara bisnis kedua negara (B2B) untuk meningkatkan volume perdagangan khususnya produk-produk industri. “Dan, membentuk kerja sama teknis di bidang industri potensial dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing produk industri pada kedua negara,” lanjut dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan, hambatan utama perdagangan Indonesia-Tajikistan adalah masalah transportasi. Hal ini lantaran Tajikistan merupakan negara landlocked (negara yang tidak memiliki laut) sehingga tidak memiliki pelabuhan laut.

Akhirnya, barang-barang yang diekspor ke Tajikistan harus memasuki Pelabuhan Bandar Abbas di Iran, yang kemudian diangkut menggunakan truk atau kereta api dengan masa perjalanan mencapai satu bulan. “Adanya embargo ekonomi kepada Iran juga semakin mempersulit akses pasar ke Tajikistan,” kata dia.

Namun demikian, lanjut Harjanto, dengan telah dibukanya jalur darat yang menghubungkan Tajikistan dan China dapat menjadi alternatif transportasi dari Tajikistan ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. “Adanya akses tersebut, Tajikistan juga dapat menjadi hub untuk jalur transportasi yang menghubungkan China dengan Afghanistan,” ungkap dia.

Sebagai informasi, Tajikistan merupakan negara pecahan Uni Sovyet yang terletak di Asia Tengah. PDB Tajikistan pada 2015 sebesar US$ 7,8 miliar atau setara 9 persen PDB Indonesia dengan pertumbuhan PDB sebesar 4,2 persen. Jumlah penduduk Tajikistan sebanyak 8,2 juta dengan pendapatan per kapita adalah US$ 925,9 per tahun.

Pada 2015, ekspor Indonesia ke negara tersebut hanya sebesar US$ 67.400, sementara impor US$ 2.400. Ekspor Indonesia adalah serat sintetis, produk sabun-sabunan, dan furnitur. Sementara impor Indonesia hanya kulit mentah.

Sektor industri di Tajikistan menyumbang 17,3 persen dari output nasional dengan industri utamanya yakni alumunium, semen, dan minyak nabati. Ekspor utama Tajikistan adalah alumunium, bijih mineral, logam mulia, dan kapas. Negara tujuan utama ekspornya adalah Turki, Kazakstan, dan Swiss.

Kunjungan kenegaraan Presiden Emomali di Indonesia ini merupakan kali ketiga selama berlangsungnya hubungan diplomatik kedua negara sejak tahun 1994. Kali ini, Emomali bersama delegasi akan menghadiri pertemuan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 pada 2-4 Agustus 2016 di Jakarta. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini