Sukses

SKK Migas Targetkan Lapangan Gas Madura Strait Beroperasi 2018

Seluruh gas dari lapangan MDA-MBH, Blok Madura Strait akan disalurkan kepada pembeli domestik.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan proyek gas MDA-MBH di Blok Madura Strait dengan operator Husky CNOOC Madura Limited bisa selesai pada akhir 2018. Produksi gas bumi dari lapangan ini mencapai 120 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) selama kurang lebih 11 tahun.

Deputi Pengendalian Operasi  SKK Migas Muliawan mengatakan, gas yang diproduksi oleh lapangan tersebut seluruhnya akan disalurkan kepada pembeli domestik. Perusahaan-perusahaan yang mendapat alokasi gas tersebut adalah PT Petrokimia Gresik dengan porsi 85 juta kaki kubik per hari, PT PLN sebesar 30 juta kaki kubik per hari dan PT Pertamina Gas sebanyak 5 juta kaki kubik per hari.

Alokasi pasokan gas dari Blok Madura Strait ini memang sengaja untuk kebutuhan dalam negeri karena untuk menyesuaikan dengan program pemerintah yang mengutamakan pasokan untuk dalam negeri terlebih dahulu.

"Dengan mengutamakan gas untuk dalam negeri, secara tidak langsung akan membantu menggerakkan dan meningkatkan laju ekonomi khususnya bagi industri-industri yang ada di daerah," kata Muliawan, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (10/8/2018).

Proyek Pengembangan Lapangan gas MDA-MBH adalah lapangan kedua yang sudah disetujui rencana pengembangan lapangan oleh SKK Migas setelah Lapangan BD. SKK Migas berharap dukungan seluruh pihak agar pelaksanaan proyek ini dapat diselesaikan aman dan selamat, serta sesuai jadwal, anggaran, dan kualitas. "Ada tujuh sumur produksi yang dikembangkan di Lapangan MDA-MBH," ujarnya.

Pembangunan ‎anjungan proyek ini dikerjakan oleh perusahaan dalam Negeri yakni Konsorsium PT Timas Suplindo dan PT Bakrie Construction. Pengerjaan proyek ini secara keseluruhan akan memerlukan waktu sekitar 17 bulan dimulai dari detail engineering sampai dengan pemasangan di lepas pantai.

"Patut dibanggakan karena anjungan dikerjakan di Indonesia, oleh perusahaan nasional dan tenaga kerja Indonesia," kata Muliawan.

SKK Migas berkomitmen mendukung peningkatan kapasitas nasional agar perusahaan-perusahaan nasional dapat tumbuh dan berkembang di industri hulu migas. "Namun, perusahaan nasional harus efisien agar dapat kompetitif," tutup Muliawan. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini