Sukses

Dana Asing Masuk Rp 160 Triliun, BI Yakin Rupiah Stabil

Bank sentral Eropa menjaga arah kebijakannya dengan tidak menambah stimulus moneter berdampak pada nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kurs rupiah akan terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun ini. Gambaran tersebut ditopang oleh arus modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 160 triliun hingga hari ini.

Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan fakta Bank Sentral Eropa menjaga arah kebijakannya dengan tidak menambah stimulus moneter. Hal‌ ini di luar prediksi pasar sehingga berdampak pada nilai tukar rupiah.

"Tapi sesaat terjadi pelemahan rupiah di investor asing baik saham dan Surat Berharga Negara (SBN) hanya masalah biasa. Dalam bulan September melakukan rekomposisi dari portofolio tersebut," ujar Perry di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Akan tetapi, kata Perry, pergerakan rupiah akhir-akhir ini mengalami apresiasi yang didorong masuknya aliran modal asing (capital inflow) ke Indonesia hampir Rp 160 triliun hingga hari ini. Dana asing itu mengucur ke obligasi negara, obligasi korporasi, saham, dan portofolio investasi lain.

"Dengan inflow ini membuat keyakinan kami bahwa nilai tukar rupiah akan stabil dan cukup menguat," ujar dia.

Sementara bayang-bayang bank sentral AS atau The Federal Reserve akan menaikkan tingkat bunga acuan, Perry memperkirakan tidak membuat guncangan terhadap rupiah.

"Apa yang ingin dilakukan The Fed sudah diprediksi pasar. Sebelumnya di September, tapi mundur Oktober bahkan Desember. Jadi sudah masuk perhitungan pasar dan di price in dalam pergerakan kurs rupiah," tutur dia.    

Perry menyebut, rupiah mengalami penguatan 5,23 persen di level 13.100 per dolar AS hingga 9 September 2016. Stabilnya kurs rupiah dipengaruhi sentimen positif dari dalam negeri.

"Apresiasi rupiah dipengaruhi persepsi positif ekonomi domestik, stabilitas ekonomi makro kita, implementasi Undang-undang (UU) Pengampunan Pajak walaupun dengan risiko rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR)," tutur dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur BI, Agus Martowardojo memprediksi rupiah akan bergerak pada kisaran 13.500-13.800 pada 2016. Prediksi tersebut merujuk pada realisasi penguatan mata uang Garuda sebesar 3,9 persen sejak Januari-Juni ini.

"Kami lihat titik kurs rupiah di kisaran 13.500-13.800 per dolar AS di sepanjang tahun ini. Rata-ratanya Rp 13.600. Kurs stabil karena didukung persepsi ekonomi domestik dan stabilitas keuangan lebih baik. Nilai tukar yang stabil hingga Juni ini juga didorong korporasi di dalam negeri yang berorientasi ekspor ikut melepas dolar AS," tutur Agus. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini