Sukses

Pemerintah Akan Impor 400 Ribu Sapi Bakalan dari Meksiko

Dengan membuka keran impor, diharapkan dapat menekan harga daging sapi di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Ketergantungan Indonesia terhadap sapi maupun daging impor dari negara lain masih sangat besar. Pemerintah berencana kembali mendatangkan 400 ribu sapi bakalan asal Meksiko dalam rangka mengendalikan harga daging di Tanah Air.

Usai Konferensi Pers 2 Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan, pemerintah telah bertemu dengan duta besar (dubes) dari lima negara, antara lain Meksiko dan Prancis.

"Yang jelas Meksiko siap mengirimkan 400 ribu ekor sapi bakalan ke Indonesia," tegasnya saat ditemui di kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Dengan membuka keran impor tersebut, diharapkan harga daging sapi dapat ditekan di dalam negeri. Pemerintah nantinya menjual daging sapi dengan harga sesuai instruksi Presiden.

"Harga bersaing, kami minta di bawah Rp 80 ribu per kg, sedangkan dari India harganya Rp 60 ribu per kg," ujar Amran.

Amran mengakui, kebijakan impor tidak langsung bisa menyelesaikan persoalan pasokan daging sapi di dalam negeri. Pemerintah tetap memerlukan kebijakan pangan jangka panjang, khususnya pada komoditas daging sapi.

"Ini kan persoalan 70 tahun, masa dalam enam bulan selesai. Jadi sabar menunggu," cetus Amran.

Sementara itu, Amran mengaku, pemerintah telah mengimpor 90 ribu ton daging kerbau dan dijajakan seharga Rp 65 ribu per kg.

"Untuk menjaga peternak, kita isolasi khususnya di sentra peternakan di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Timur. Kita kirim hanya di Jabodetabek," jelasnya.

Amran menjelaskan, Kementan telah menjalankan program kerja nasional Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Program ini sudah berhasil menambah jumlah kelahiran sapi sebanyak 1,4 juta ekor di 2016.

"Bobot sapi ini 2 kali lipat daripada sapi lokal. Targetnya 3 juta ekor. Dengan demikian, kalau targetnya 9 tahun, kita optimistis 4-5 tahun bisa selesai," pungkasnya.(Yas/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.