Sukses

Deretan Penipuan Investasi Terbesar di Dunia

Memilih produk investasi yang tepat harus jeli karena saat ini masih banyak investasi bodong dengan iming-iming untung besar.

Liputan6.com, Jakarta - Investasi memang menguntungkan karena bisa menumbuhkan kekayaan. Namun memilih produk investasi yang tepat harus jeli. Karena saat ini masih banyak investasi bodong dengan iming-iming untung besar. Bukannya untung, nasabah justru malah dibuat buntung.

Rupanya kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang mengaku bisa menggandakan uang yang menyetorkan mahar miliaran rupiah bukan satu-satunya.

Di luar negeri, penipuan berkedok ‘menggandakan uang’ dari hasil investasi justru dilakukan oleh para penjahat kerah putih. Berikut beberapa kasus penipuan investasi atau investasi bodong terbesar di dunia seperti dikutip dari CekAja.com:

Charles Ponzi

Pria yang lahir dari keluarga miskin ini sampai menciptakan sebuah skema untuk menipu nasabah. Dia memang memiliki otak cerdas sehingga bisa kuliah di University of Rome La Sapienza Italia. Namun kecerdasannya tersebut malah digunakan untuk menipu banyak orang di Amerika pada tahun 1920.

Ponzi memperkenalkan sebuah kupon khusus yang dapat diperjual belikan sebagai pengganti perangko di seluruh dunia. Karena berlaku di seluruh dunia, maka kupon tersebut menjadi komoditas yang menjanjikan. Dia lalu memanfaatkan ketertarikan

orang-orang dengan menawarkan 50 persen keuntungan dalam waktu 45 hari dan 100 persen keuntungan selama 90 hari untuk orang-orang yang menanamkan uang pada proyek kupon yang dijualnya.

Dalam waktu beberapa hari saja, Ponzi berhasil mengumpulkan ribuan dollar. Padahal dia menggunakan uang dari investor terbaru untuk membayar investasi dari investor sebelumnya setelah 90 hari.

Sampai saat ini skema Ponzi masih banyak digunakan pelaku investasi bodong, yakni dengan memberikan uang investasi dari si A kepada si B seakan-akan uang tersebut adalah keuntungan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kweku-Adoboli

Kweku-Adoboli

Kweku Adoboli sebenarnya merupakan warga negara Ghana. Otaknya juga cukup encer karena merupakan lulusan dari Universitas Nottingham dan mendapat pekerjaan perusahaan investasi UBS British.

Namun ia malah menyalahgunakan wewenangnya. Adoboli menciptakan transaksi fiktif yang melebihi batas perdagangan yang dibolehkan oleh otoritas bursa London.

Aksinya ini meliputi investasi dalam perdagangan tidak sah sebesar US$ 2,3 miliar. Bahkan, selama bertugas di UBS, Adoboli memanipulasi catatan keuangan dan menyembunyikan semua kerugiannya yang mencapai £ 1,5 miliar. Jumlah ini menjadi penipuan terbesar dalam sejarah Inggris. (Baca juga: Harus Investasi Jika Tidak Mau Bangkrut, Ini Alasannya)

Kim Woo Choong

Saat terjadi krisis keuangan tahun 1998, Kim Woo Choong, pendiri Daewoo Group maupun konglomerat asal Korea Selatan dituduh membuat penipuan investasi terbesar di Asia. Kim memalsukan laporan keuangan sehingga menggelembungkan nilai ekuitas Daewoo sebesar US$ 32 miliar dari nilai sebenarnya.

Namun ketika diburu pihak berwajib, dia melarikan diri ke Prancis dan baru ditangkap pada tahun 2005. Setelah berhasil diseret ke Korea, ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas kejahatan penipuan sebesar US$ 22 miliar.

3 dari 3 halaman

Kenneth Lay

Kenneth Lay

Penipuan investasi berikunya dilakukan oleh mantan CEO Enron yang cukup terkenal. Sebelumnya Enron pernah dianggap sebagai salah satu perusahaan paling inovatif di Amerika. Pada 2001, perusahaan memiliki karyawan sebanyak 22.000 orang dengan laba US$ 101 miliar.

Tapi ternyata, laba tersebut merupakan modifikasi pembukuan. Karenanya, Enron lantas mengajukan kebangkrutan masih pada tahun 2001. Namun pihak berwajib akhirnya mengungkap jika Enron melakukan manipulasi rekening, paktik insider trading, dan memiliki beberapa kemitraan fiktif.

Kenneth Lay mengaku tidak bersalah atas tuduhan pidana terhadapnya, namun ia dihukum atas enam tuduhan penipuan surat berharga. Ia dijatuhi hukuman 45 tahun penjara, namun meninggal pada 5 Juli 2006 sebelum kalimat vonis diberikan.

Bernard Madoff

Lagi-lagi skema Ponzi dipakai untuk modus investasi bodong. Bernard Madoff, seorang manajer investasi dari New York dan Wall Street melakukan penipuan investasi hingga US$ 65 miliar. Memanfaatkan posisinya sebagai manajer, ia meyakinkan kliennya untuk menanamkan uang dengan pengembalian 90 persen. (Baca juga: Ilmu Melipatgandakan Uang yang Digunakan Para Miliarder Dunia)

Tapi kenyataannya, dia hanya menjalankan skema Ponzi dan semua investor kehilangan uangnya. Penipuan ini mengakibatkan ribuan individu, organisasi amal, dan bank merugi. Madoff ditangkap pada Desember 2008 dan didakwa dengan penipuan sekuritas. Ulahnya ini mendapat ganjaran 150 tahun penjara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini