Sukses

Top 3: Sri Mulyani Ungkap Penyebab Rupiah Anjlok

Berikut tiga artikel terpopuler seperti dirangkum pada Jumat 11 November 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan penyebab nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjun bebas dari level 13.100 per dolar AS menjadi di kisaran 13.800 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi tadi. Faktor utama rupiah anjlok adalah perubahan atau perkembangan situasi di Negeri Paman Sam setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS.

Ditemui usai Rakor Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus memantau perkembangan pasar di AS dan seluruh dunia. Pemerintah pun akan mengamati arah kebijakan Donald Trump, terutama di bidang ekonomi dan investasi.

"Kami akan melihat perkembangan yang ada. Pertama dalam situasi sekarang ini, kita mengidentifikasi faktor-faktor di luar fundamental yang mempengaruhi psikologi," ucap dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 11 November 2016.

Artikel Sri Mulyani ungkap penyebab rupiah anjlok ke 13.800 per Dolar AS telah menyedot perhatian perhatian pembaca di kanal bisnis Liputan6.com menjelang akhir pekan ini.

Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di kanal bisnis? Berikut tiga artikel terpopuler seperti dirangkum pada Jumat (11/11/2016):

1. Sri Mulyani Ungkap Penyebab Rupiah Anjlok ke 13.800 per Dolar AS

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan penyebab nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjun bebas dari level 13.100 per dolar AS menjadi di kisaran 13.800 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi tadi. Faktor utama rupiah anjlok adalah perubahan atau perkembangan situasi di Negeri Paman Sam setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS.

Ditemui usai Rakor Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus memantau perkembangan pasar di AS dan seluruh dunia. Pemerintah pun akan mengamati arah kebijakan Donald Trump, terutama di bidang ekonomi dan investasi.

"Kami akan melihat perkembangan yang ada. Pertama dalam situasi sekarang ini, kita mengidentifikasi faktor-faktor di luar fundamental yang mempengaruhi psikologi," ucap dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 11 November 2016. Berita selengkapnya baca di sini

2. Rupiah Anjlok ke Posisi Terendah Sejak 2011

Rupiah merosot ke posisi terendah dalam lima tahun sejak 2011. Ini mendorong bank sentral untuk mengambil langkah guna menstabilkan pasar.

Mengutip laman Bloomberg, Jumat (11/11/2016), rupiah merosot 2,7 persen ke level 13.495 per dolar AS pada pukul 09:47 WIB. Ini merupakan penurunan terbesar sejak September 2011.

Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah mengatakan rupiah melemah setelah investor jangka pendek bergegas melakukan hedging ke  pasar yang menyebabkan kontrak turun secara signifikan. Berita selengkapnya baca di sini

3. Laba Pertamina Kalahkan Raksasa Minyak Dunia

Harga minyak masih belum bisa bangkit dari keterpurukan sepanjang tahun ini. Dua tahun lalu, harga minyak mampu berada di kisaran US$ 100 per barel. Sedangkan tahun ini, harga minyak tak mampu beranjak di atas US$ 50 per barel.
 
Menariknya, beberapa perusahaan minyak dan gas mampu bertahan di tengah keterpurukan harga minyak. Salah satu contohnya adalah PT Pertamina (Persero).
 
Sepanjang Januari-September 2016 , laba Pertamina mencapai US$ 2,83 miliar atau naik 209 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat US$ ‎1,42 miliar. Berita selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini