Sukses

Harga Pangan Makin Mahal, Inflasi November Bakal 0,32 Persen

Pelemahan nilai tukar rupiah dan tren kenaikan harga komoditas global juga mendongkrak inflasi inti pada November.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memperkirakan inflasi November 2016 mencapai sekitar 0,32 persen atau meningkat dari realisasi 0,14 persen di bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi ini dipicu mahalnya harga-harga komoditas pangan, yaitu cabai dan beras di bulan kesebelas.

"Inflasi November ini diperkirakan mencapai 0,32 persen (MoM) dan 3,43 persen secara tahunan (Yoy). Naik dibanding bulan sebelumnya 3,31 persen Yoy," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Kata Josua, inflasi terkerek naik‎ didorong peningkatan harga pangan di November 2016, yaitu harga beras yang naik 0,19 persen, cabai merah keriting 23 persen, cabai merah 19,5 persen, serta harga bawang merah yang melonjak 14,9 persen.

"Kenaikan harga komoditas pangan, khususnya bumbu dapur jelang akhir tahun disebabkan terganggunya pasokan cabai karena peningkatan intensitas hujan," jelas Josua.

Ia menambahkan, inflasi inti November ini diprediksi meningkat menjadi 3,18‎ persen (Yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 3,08 persen (Yoy). Penyebabnya, Josua menuturkan, karena pelemahan nilai tukar rupiah serta tren kenaikan harga komoditas global. Sementara hingga November ini, inflasi diperkirakan mencapai 2,44 persen (year to date/Ytd).

"Tekanan inflasi cenderung meningkat kembali sampai akhir tahun seiring meningkatnya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru‎. Curah hujan pun diperkirakan meningkat dan akan mendorong kenaikan harga komoditas pangan. Jadi inflasi pada akhir tahun ini diproyeksi inflasi di kisaran 3 persen (Yoy)," jelas Josua.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.