Sukses

Menko Luhut: Moratorium Kontrak Inpex Tak Sampai 10 Tahun

Luhut mengatakan, dari 6 permintaan Inpex mengenai pengelolaan Blok Masela, ada 4 item yang sudah selesai pembahasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bertemu pada siang hari ini. Pertemuan tersebut untuk membahas pengembangan Blok Masela.

Luhut menjelaskan, pemerintah akan memberikan insentif kepada Inpex Corporation untuk pengembangan Blok Masela. Salah satu insentif yang diberikan adalah moratorium masa kontrak.

"Tadi Pak Jonan itu bicara masalah Masela. Jadi Masela masih dua pending issue. Satu, soal kompensasi 10 tahun yang diminta oleh Inpex, tapi kita sudah ada jalan keluarnya kira-kira," kata dia Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Senin (5/12/2016).

Namun, dia masih enggan membeberkan secara rinci insentif tersebut. Akan tetapi, dia bilang kompensasi yang diberikan tidak mencapai 10 tahun. "Tidak kita kasih kalau mereka ingin 10 tahun," kata dia.

Luhut melanjutkan, Dalam pertemuan tersebut juga telah mendapat solusi terkait permintaan Inpex terkait peningkatan kapasitas produksi di Blok Masela. Namun, dia masih enggan memberikan keterangan lebih lanjut. "Soal peningkatan kapasitas kami juga sudah ada solusinya," ujar dia.

Luhut mengatakan, dari 6 permintaan Inpex mengenai pengelolaan Blok Masela, ada 4 item yang sudah selesai. Dia mengatakan, akan melaporkan pembahasan tersebut ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Dari 6 item, 4 sudah ada jalan keluarnya, dua ini artinya mestinya sudah tidak ada masalah," tandas dia.

Untuk diketahui, pembangunan Blok Masela akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembangunan di sektor hulu. Tahap kedua merupakan pembangunan sektor hilir. Selain berkomitmen untuk membangun di sektor hulu, Inpex juga menyatakan minat untuk membangun sektor hilir.

Dalam pembangunan sektor hilir ini, hasil gas dari blok Masela ini diharapkan nanti bisa mengaliri industri pupuk sehingga produk dari pupuk tersebut bisa menjadi pemasok utama di sentra-sentra pangan Indonesia timur, seperti Merauke, Papua dan beberapa tempat lain. (Amd/Gdn)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.