Sukses

Usai Cilacap, Pemerintah akan Tawarkan 3 Kilang ke Arab Saudi

Jumlah kesempatan kerja dari proyek kilang tersebut diprediksi mencapai 10 ribu lowongan pekerjaan.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan kembali menawarkan kerja sama kilang minyak kepada investor Arab Saudi, sebagai kelanjutan dari kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud‎. Setidaknya ada tiga kilang akan ditawarkan yaitu Kilang Dumai, Kilang ‎Balongan, dan Kilang Bontang.

Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengaku sebelumnya telah ada kesepakatan penandatanganan investasi dalam bentuk Joint Venture antara PT Pertamina dan PT Saudi Aramco pada pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah.

Kesepakatan tersebut menghasilkan investasi sebesar US$ 6 Miliar atau sekitar Rp 80,2 triliun (kurs Rp 13.380 per US$).‎ "Buah dari tanda tangan itu kita dapat investasi sebesar US$ 6 miliar," ujar dia di Jakarta, Senin (6/3/2017).

Sedangkan target investasi di sektor petrokimia dari Arab Saudi untuk Indonesia, Sigit mengaku hanya sebesar US$ 3 miliar-US$ 4 Miliiar. “Investasi industri petrokimia olefin (cracker) dan polyolefin paling tidak targetnya US$ 3 miliar-US$ 4 miliar,” lanjut dia.

Sigit berharap, tawaran kerjasama dalam pembangunan kilang minyak di Dumai dan Balongan serta Bontang tersebut bisa disepakati kedua negara. Selain untuk meningkatkan produksi industri hulu di Indonesia, impor bahan baku juga bisa ditekan jika investasi kilang minyak ini terlaksana.

Lebih lanjut, apabila seluruh tawaran kilang tersepakati akan menghasilkan banyak kesempatan kerja. Diprediksi, jumlah kesempatan kerja dari proyek kilang tersebut mencapai 10 ribu lowongan pekerjaan.

‎‎Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja menyampaikan komitmen kerja sama pengembangan kilang tersebut perlu terus ditindaklanjuti.

“Untuk investasi Saudi Aramco di Kilang Cilacap sudah jelas dan prosesnya memang sudah lama. Selanjutnya yang perlu ditindaklanjuti adalah pengembangan kilang yang belum dikerjasamakan atau digarap sendiri,” ungkap dia.

Selain itu, Wiradmaja juga mengungkapkan pembangunan kilang harus diwujudkan guna mengurangi impor BBM serta menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Saat ini kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional mencapai 1,6 juta barel per hari. Sedangkan kapasitas secara nyata di dalam negeri hanya sanggup menampung minyak sebesar 800 ribu  barel per hari. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.