Sukses

BUMN dan IKM Siap Produksi 3 Juta Cangkul

Produksi cangkul mencapai 3 juta unit itu untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama empat badan usaha milik negara (BUMN) serta industri kecil dan‎ menengah (IKM) siap memproduksi tiga juta unit perkakas pertanian, khususnya cangkul. Hal ini guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri yang jumlahnya mencapai angka tersebut.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih mengatakan, komitmen tersebut merupakan hasil kesepakatan antara pihaknya dengan PT Krakatau Steel, PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Sarinah, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Sarinah serta IKM lokal beberapa waktu lalu.

"Untuk itu, kami melakukan rapat evaluasi dan tindak lanjut setelah penandatanganan Nota Kesepahaman mengenai Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku untuk Pembuatan Alat Perkakas Pertanian Non-Mekanik beberapa waktu lalu," ujar dia di Jakarta, Rabu (22/3/2017).

‎Dalam kesepakatan tersebut, PT Krakatau Steel bertindak sebagai penyedia bahan baku cangkul, kemudian BBI yang akan melakukan pembuatan cangkul menjadi 75 persen produk jadi. "Produk ini belum dicat, belum ditajamkan, dan belum ditambah gagang kayu. Untuk proses 25 persennya akan dikerjakan oleh IKM," ucap dia.

Gati melanjutkan, PPI dan Sarinah akan melakukan sosialisasi produk dari BBI kepada IKM sesuai standar yang telah ditentukan. "Misalnya, ketebalan cangkul sekitar 2,1 milimeter," kata dia.

Setelah itu, produk yang dihasilkan IKM bisa langsung dikirim ke agen penjual atau dikirim ke PPI dan Sarinah sebagai distributor untuk dipasarkan ke agen penjual.

"Sesuai konsep bisnis yang telah disepakati bersama, cangkul 75 persen tersebut akan didistribusikan kepada sentra-sentra IKM alat pekakas pertanian dan industri besar yang membutuhkan bahan baku cangkul yang tersebar di 12.609 unit usaha dari Sabang hingga Merauke," jelas dia.

Gati pun optimistis, IKM mampu memenuhi pasar dalam negeri karena Krakatau Steel telah memproduksi medium carbon steel lembaran SS400 sebagai bahan baku cangkul sebanyak 110 ton dan 43 ton untuk bahan karah cangkul yang sudah dikirimkan ke pabrik BBI di Pasuruan, Jawa Timur.

"Saat ini, BBI mampu memproduksi 100 ribu unit cangkul per bulan, dan siap menambah kapasitas produksi untuk mengejar target tiga juta unit cangkul per tahun," tutur dia.

Direktur Utama PPI Agus Andiyani menyampaikan, pihaknya bersama Sarinah siap mendistribusikan produk yang telah dipabrikasi oleh BBI ke seluruh wilayah di Indonesia sesuai cakupannya. "Kami juga akan memperhatikan, harga cangkul ini tidak boleh mahal dan dapat menumbuhkan IKM," ucap dia.

Agus juga mengungkapkan, dalam proses pendistribusian dan penjualan tidak begitu terkendala signifikan dengan adanya biaya logisitik karena bisa dikolaborasikan dengan barang-barang lain yang dimiliki oleh PPI. "Rencananya kami membuat stock point di beberapa daerah seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan," lanjut dia.

Direktur Utama Sarinah, GNP Sugiarta Yasa menambahkan, selain melalui gudang penyimpanan, pendistribusian juga akan disinergikan dengan PT Pos Indonesia yang mempunyai jaringan luas di Indonesia. "Tujuannya agar petani kita dapat menjangkau dengan mudah mendapatkan produk cangkul tersebut," ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Utama BBI Rahman Sadikin mengaku perusahaannya sudah mampu memproduksi 40 ribu unit cangkul yang siap disalurkan ke PPI dan Sarinah. "Kami siap mendukung IKM-IKM di dalam negeri untuk terus tumbuh dan menolak importasi alat pertanian sederhana," ujar Rahman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini