Sukses

Kinerja Emiten Positif Antar Wall Street Cetak Rekor

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 100,26 poin atau 0,47 persen menjadi 21.613,43.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street bergerak menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong bursa Amerika Serikat (AS) ke zona positif tersebut adalah kinerja dari beberapa emiten yang di atas perkiraan.

Mengutip Reuters, Rabu (26/7/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 100,26 poin atau 0,47 persen menjadi 21.613,43. S&P 500 menguat 7,17 poin atau 0,29 persen menjadi 2.477,08. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 1,37 poin atau 0,02 persen menjadi 6.412,17.

Pendorong kenaikan Wall Street adalah laporan kinerja dari beberapa emiten di semester pertama ini yang positif. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang realisasi pendapatannya mengalahkan perkiraan dari para analis.

Beberapa diantaranya adalah Caterpillar Inc dan McDonald's Corp yang. Selain itu, saham-saham di sektor keuangan terutama industri perbankan juga naik cukup signifikan sehingga mendorong bursa saham AS ke zona positif.

S&P 500 ditutup mencetak rekor tertinggi. Nasdaq pun juga membukukan hal yang sama meskipun saham Alphabet Inc yang merupakan induk usaha dari Google membukukan penurunan karena biaya operasional perusahaan menunjukkan kenaikan.

Sentimen lain yang mempengaruhi gerak Wall Street adalah kebijakan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Saat ini otoritas moneter AS tersebut sedang melakukan rapat selama dua hari untuk melihat kebijakan suku bunga.

Pelaku pasar melihat bahwa the Fed akan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan karena melihat tekanan inflasi sehingga belum memperlihatkan angka pertumbuhan ekonomi yang cukup naik.

Selain itu, investor juga melihat yang terjadi di Senat AS dimana para senator sedang membahas mengenai reformasi Undang-Undang Kesehatan dengan mengubah kebijakan Obamacare.

"Ada kekhawatiran dari pelaku pasar bahwa situasi politik ini tidak berdampak positif terhadap kinerja pasar modal," jelas Kepala Investasi Commonwealth Financial, Waltham, Massachusetts, AS, Brad McMillan.

Di pasar kommoditas, harga minyak AS melonjak 3,3 persen dan menetap d US$ 47,89 per barel setelah perusahaan pengolahan minyak Annamarko mengatakan akan memotong produksi dan juga Arab Saudi berjanji untuk mengurangi ekspor.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.