Sukses

Bursa Global Sedang Jenuh, Pasar Modal RI Berpeluang Besar Tumbuh

Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang lantaran jumlah investor masih sedikit diikuti emiten.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia memiliki prospek lebih baik dibanding bursa lain. Hal ini mengingat peluang pasar modal Indonesia untuk terus berkembang masih besar.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menuturkan, beberapa pasar saham global kini tengah mengalami masa sulit. Lantaran telah masuk masa jenuh lantaran telah sulit menambah jumlah investor.

"Beberapa market di regional maupun dunia mengalami masa sulit. Umumnya satu rate, ada kejenuhan bursa efeknya. Kenapa? Karena negara tersebut sudah tidak sanggup menambah investornya. Karena sudah menjadi investor," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Sabtu (12/8/2017).

Bukan hanya itu, beberapa negara juga sulit menambah jumlah menambah emiten baru atau perusahaan tercatat. Lantaran kebanyakan perusahaan sudah menjadi emiten.

"Tidak bisa lagi menambah emiten karena hampir semua perusahaan di negara tersebut mungkin sudah menjadi emiten," kata dia.

Indonesia, kata dia, memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Dia mengatakan, jumlah investor di Indonesia hanya sekitar 1 juta, sementara penduduk Indonesia mencapai 250 juta.

"Ini mungkin menjadi oppurtunity buat kita karena beberapa negara sudah jenuh," tambah dia.

Dari sisi emiten, jumlahnya pun masih sedikit. Sementara, jumlah perseroan terbatas (PT) yang ada jauh lebih besar. Artinya, peluang untuk menambah emiten masih besar.

"Emiten di bawah 600, investor kita baru 1 juta. Konon kabarnya ada 50.000 PT yang di Departemen Kementerian Hukum dan HAM terdaftar," ujar dia.

Dia berharap, ke depan partisipasi investor lokal terus berkembang sehingga mendominasi transaksi di pasar modal Indonesia.

"Ke depan harapan kita partisipasi dari investor ritel Indonesia sebagai investor domestik yang akan mendominasi transaksi dan kepemilikan saham publik tercatat di Indonesia," pungkas dia.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.