Sukses

Ketua MPR Minta Pemerintah Jamin Harga Garam

Liputan6.com, Sumenep - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Zulkifli Hasan, mendesak pemerintah agar menjamin harga garam agar petani tidak selalu merugi. Selama ini, harga garam tidak konsisten dan cenderung murah hingga membuat para petani mengeluh dan mengalami kerugian. Padahal, garam itu menjadi harapan besar untuk mendapatkan penghasilan yang lumayan menjanjikan.

Zulkifli menjelaskan, berdasarkan hasil serap aspirasi dengan petani garam, selama ini sering terjadi harga garam melambung ketika petani masih proses produksi. Namun, ketika sudah musim panen tiba, harga garam selalu anjlok.

Akibatnya, tak jarang petani mengalami kerugian. Harga harga garam yang menguntungkan pun jarang dirasakan sepenuhnya oleh petani.

“Saat petani sudah mulai panen, harga garam justru turun. Nah, ini yang perlu dicarikan jalan keluarnya. Agar produksi garam rakyat betul-betul memberikan manfaat,” katanya, seperti ditulis, Selasa (19/9/2017).

Oleh karena itu, pemerintah harus punya perhitungan matang saat akan melakukan impor dan jangan sampai merugikan terhadap petani. Karena jika impor garam dilakukan pada saat petani hendak panen raya, jelas akan berdampak akan rendahnya harga garam tersebut. Maka apabila harga garam sudah anjlok, petani tidak akan bisa mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan.

“Makanya hal-hal seperti ini harus ditata dan diatur dengan jelas. Pemerintah harus berpihak kepada petani garam. Intinya harus ada keberpihakan dan harganya dijamin,” ucapnya.

Biasanya ketika musim panen raya harga garam kian merosot. Ditambah adanya garam impor, ini akan semakin membuat harga garam rakyat semakin rendah. Karena itu, keinginan para petani untuk mendapatkan keuntungan yang cukup menjanjikan akan sirna. Padahal, musim garam menjadi harapan mereka mendapatkan penghasilan besar agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Harga garam beberapa waktu lalu memang sempat membuat petani tersenyum, tapi hal itu tidak berlangsung lama. Adanya garam impor yang masuk berpengaruh besar terhadap harga garam, perlahan-lahan harga garam terus turun, dari semula Rp 3,4 juta-3,7 juta per ton, kini menjadi Rp 1,2 juta per ton.

“Kami hanya bisa berharap kepada pemerintah agar memperhatikan nasib petani garam, sehingga ke depan kesejahteraan petani garam semakin baik dan tidak selalu mengalami kerugian,” kata salah seorang petani garam di Kabupaten Sumenep, Syamsuri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Strategi pemerintah

Pemerintah tengah menyiapkan sejumlah rencana untuk meningkatkan produksi serta kualitas garam nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengupayakan perbaikan dari sisi petani garam.

"Pesan Presiden, selain kita meningkatkan produksi dan kualitas garam para petani garam ini harus naik peringkatnya," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di awal bulan ini.

Luhut mengatakan, pemerintah akan membantu menyiapkan prasarana untuk pengolahan garam tersebut. Dengan begitu, kualitas garam yang dihasilkan baik.

"Pemerintah seperti diatur oleh undang-undang punya kewajiban untuk menyiapkan, membantu infrastruktur untuk garam. Pemerintah akan menyiapkan air tua secara gratis dengan kualitas baik dengan kadar NaCl di atas 97 persen. Dengan begitu biaya produksi bisa ditekan dan hasilnya bisa maksimal, "jelasnya. Air tua adalah sari air laut yang akan diolah menjadi kristal atau butiran garam.

Dalam kunjungannya ke tempat produksi garam di PT Garam, Desa Kalianget, Semenep beberapa waktu lalu, Luhut meminta supaya dibentuk sebuah koperasi yang menaungi para petani garam. Langkah ini dianggap dapat menurunkan biaya produksi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.