Sukses

Dukung Pengelolaan Sampah, PLN Guyur Bank Sampah Rp 112 Juta

PLN secara simbolis memberikan bantuan kepada Bank Sampah Anyelir senilai Rp 112.599.260, untuk sarana prasarana dan sosialisasi.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) berpartisipasi dalam penanganan sampah di DKI Jakarta, dengan memberikan dukungan sarana dan fasilitas Bank Sampah di Kramat Jati Jakarta Timur.

Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PLN Distribusi Jakarta Raya, Aries Dwianto,‎ Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencanangkan Jakarta bebas sampah 2020, untuk menyemangati dan mengubah pola pikir dan pola hidup masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. PLN Distribusi Jakarta Raya melalui Corporate Social Responsibility (CSR) turut mendukung Pemprov DKI Jakarta dengan mengembangkan program Bank Sampah.

"PLN mendukung gerakan clean up menuju Jakarta Bebas Sampah 2020. Semoga menabung Bank Sampah bisa menjadi pola hidup masyarakat Jakarta," kata Aries, di Jakarta, Kamis (19/10/2017).

Bertempat di Kelurahan Kramatjati Jakarta Timur pada Selasa, 17 Oktober 2017, PLN secara simbolis memberikan bantuan kepada Bank Sampah Anyelir senilai Rp 112.599.260, untuk sarana prasarana dan sosialisasi.

‎"Dengan adanya stimulus mengubah sampah jadi rupiah, harapannya masyarakat bisa memilah sampahnya dan menabung di bank sampah sehingga mimpi Jakarta Bebas Sampah 2020 bisa terwujud,‎" paparnya.

Dari Bank Sampah Anyelir, bisa membeli sampah plastik bersih seharga Rp 5.000, kardus Rp 1.500, kertas putih Rp 1.500, aluminium Rp 8.000, dan masih banyak jenis sampah yang bisa ditabung di bank sampah.

Jakarta dengan sifat penduduk yang heterogen dan acuh menyebabkan timbulnya beberapa masalah baik dari sisi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Salah satunya yaitu masalah sampah. Dalam sehari, kurang lebih 7.500 ton sampah dihasilkan dari aktivitas penduduknya.

Data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan bahwa persentase sampah Jakarta terdiri dari 59 persen sampah organik, 15 persen kertas, 14 persen plastik, dan 17 persen lainnya. Dari jumlah sampah Jakarta tersebut, 79 persen diangkut dan diolah ke PTSP Bantargebang.

Sisanya, sebanyak 21 persen tidak terangkut. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemprov bersama warga DKI Jakarta untuk penyelesaiannya.

Menurut riset dari Waste4Change bahwa dari hasil survei menyebutkan, 74 persen masyarakat menumpuk dan membuang sampahnya, 19 persen memilahnya, dan 2 persen membakar. Tingkat partisipasi masyarakat untuk memilah sampah masih rendah. Padahal, sampah yang terpilah tersebut bisa menambah pundi-pundi ekonomi kelurga dengan ditabung di bank sampah untuk sampah anorganik dan dibuat kompos untuk sampah organik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.