Sukses

Kunci Sukses Bisnis Online ala Bukalapak

Pertumbuhan e-commerce di Indonesia semakin pesat. Bahkan pertumbuhan bisnis online tersebut masih cerah ke depan.

Liputan6.com, Cirebon - Pertumbuhan e-commerce di Indonesia semakin pesat. Bahkan pertumbuhan bisnis online tersebut masih cerah ke depan.

Cofounder Bukalapak.com, Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, peluang pertumbuhan bisnis online masih cerah hingga 30 tahun ke depan di Indonesia. Apalagi, kata dia, saat ini masyarakat dituntut untuk berpikir kreatif dan menjadi seorang wirausaha sendiri.

"Seperti yang saya rintis dan alhamdulillah besar Bukalapak ini mulai terasa geliatnya sejak tiga tahun lalu dari berdiri tahun 2010. Tiga tahun belakang pertumbuhan usaha online semakin pesat," kata Fajrin saat mengisi acara Temu Responden bersama BI Cirebon, seperti dikutip Jumat (20/10/2017).

Dia mengatakan, pendapatan pasar e-commerce dalam beberapa waktu ke depan akan mencapai Rp 50 miliar-Rp 100 miliar. Saat ini, kata dia, sebagian pembeli e-commerce dari usia 20 tahun-30 tahun.

Sementara itu, lanjut Fajrin, untuk pedagang online sendiri rata-rata berusia 26 sampai 35 tahun. Rata-rata pembeli e-commerce banyak membeli produk fesyen, aksesoris HP dan makanan ringan atau makanan khas daerah hingga perlengkapan hobi untuk lelaki.

"Di kami juga banyak pelapak yang jual makanan khas daerah bahkan saya sendiri sering beli kok," ujar dia.

Namun demikian, kata dia, untuk tetap menjaga eksistensi dan peroforma platform jual beli online tersebut, dia selalu berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.

"Karena kita ibarat pasar online yang menyediakan lapak sementara pedagang yang jualan. Kami yang harus membuat pembeli nyaman belanja di kami," kata dia.

Sebisa mungkin, Dia menuturkan, Bukalapak selalu memberikan pelayanan terbaik untuk pembeli. Hal itu termasuk apa yang menjadi keluhan para pelanggan saat menggunakan jasa jual beli online tersebut.

Dia menuturkan, di tengah era digitalisasi ini, Indonesia masih belum 100 persen memanfaatkan online. Sebagian pengguna e-commerce masih menggunakan jasa mini market untuk membayar transaksi yang dipesan.

"Tepatnya semi online sih menurut saya karena masih bayar di mini market. Tapi kami juga tidak menutup diri jika ada pelapak atau pembeli yang ingin mengetahui lebih jauh tentang e commerce kami sudah ada komunitasnya," ujar dia. (Panji Prayitno)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukalapak Raih Penghargaan Bergengsi di Asia Pasifik

Sebelumnya Bukalapak berhasil memenangkan penghargaan bergengsi internasional 'Tangrams Awards'. Pasar online asal Indonesia ini meraih penghargaan kategori perusahaan e-commerce tahun 2017 untuk salah satu kampanye yang berjudul "Pahlawan Ekonomi Kreatif".

Berdasarkan keterangan resmi Bukalapak kepada Tekno Liputan6.com, Senin 9 Oktober 2017, penghargaan ini diserahkan di Singapura pada 29 September 2017.

Sebagai informasi, Tangrams Awards sebelumnya dikenal sebagai Asian Marketing Effectiveness and Strategy Awards. Penghargaan ini merupakan hasil kolaborasi antara Ascential Events (Europe) Limited dan Haymarket Media Group.

Ajang ini adalah salah satu penghargaan bergengsi di tingkat Asia Pasifik. Tak main-main, untuk memenangkan penghargaan ini, Bukalapak harus bersaing dengan e-Commerce dari negara lain, seperti Thailand, Australia, Taiwan, Singapura, dan Hong Kong.Vice President of Marketing Bukalapak Bayu Syerli mengungkapkan rasa bangganya atas penghargaan ini. Dengan kemenangan ini, program kampanye Pahlawan Ekonomi Kreatif yang diluncurkan pada awal 2016 telah berhasil mencetak prestasi dan membuat harum nama Indonesia di mancanegara.

Melalui kampanye ini pula Bukalapak sebagai startup lokal telah berhasil meningkatkan jumlah pelapaknya. Disebutkan, pada akhir 2015 pelapak di Bukalapak berjumlah 500 ribu pelapak dan saat ini hampir 2 juta pelapak saat ini.

Selain itu, persebaran jumlah jejaring komunitas pelapak di Bukalapak berkembang hingga 80 kota. Sementara jumlah Penggerak Pelapak tersebar di 130 daerah di Indonesia.

Menurut Bayu, para Penggerak Pelapak ini berfungsi untuk menjaring jumlah pelapak baru, meningkatkan penjualan online para pelaku UKM, serta meningkatkan kualitas pelapak baru.

Tujuannya agar pelapak yang berjualan di Bukalapak dapat bersaing di pasar online serta pembinaan kepada para pelaku UKM. Dengan demikian diharapkan pembinaan UKM di seluruh Indonesia menjadi lebih terintegrasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.