Sukses

Permintaan Turun Bikin Harga Minyak Dunia Mendatar

Laporan DOE minggu ini menjelaskan jika permintaan bensin di AS turun ke level terendah sejak Maret membuat harga minyak sedikit jeda.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mendatar, di bawah tekanan melemahnya permintaan dari Amerika Serikat (AS), meski masih terdapat dorongan dari penurunan tajam ekspor minyak mentah Irak seiring ketegangan di wilayah Kurdistan.

Melansir laman Reuters, Sabtu (21/10/2017), harga minyak mentah AS naik 10 sen menjadi US$ 51,39. Sementara harga minyak mentah Brent naik 24 sen menjadi US$ 57,47 per barel.

"Kami terus melihat tanda-tanda bahwa pasar membutuhkan informasi positif yang konstan," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar Tradition Energy.

Dia mengatakan, laporan DOE minggu ini menjelaskan jika permintaan bensin turun ke level terendah sejak Maret membuat harga minyak sedikit jeda.

Harga minyak dipengaruhi ekspor minyak dari Kurdistan Irak melalui pelabuhan Turki Ceyhan mengalir pada tingkat rata-rata 216 ribu barel per hari (bpd), turun dari posisi biasanya sekitar 600.000 bpd, menurut sumber.

Pasukan Irak kembali menguasai dua ladang minyak utama di barat laut Kirkuk dari pasukan Peshmerga Kurdi pada minggu ini. Kementerian minyak di Baghdad berharap untuk membawa ladang kembali beroperasi pada hari Minggu.

Sementara itu, perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft (ROSN.MM), sepakat untuk mengendalikan pipa minyak utama Irak Kurdistan dengan investasi US$ 1,8 miliar.

Analis mengatakan pasar berada di jalan menuju penyeimbangan kembali. "Pasar minyak telah beralih ke persediaan yang tidak wajar dan kami berharap ini akan bertahan setidaknya sampai akhir tahun," kata Bankir investasi AS, Jefferies.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini