Sukses

Tak Miliki Standar Layanan, BPJT Bakal Tata Angkot di Jabodetabek

Restrukturisasi angkot demi mengarahkan angkutan umum menjadi angkutan feeder untuk angkutan utama seperti krl, transjakarta dan lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berencana merestrukturisasi pengelolaan angkutan perkotaan di Jabodetabek. Langkah ini bertujuan memperbaiki performa angkutan perkotaan (angkot).

Restrukturisasi angkot demi mengarahkan angkutan umum menjadi angkutan feeder untuk angkutan utama seperti kereta rel listrik (KRL), Transjakarta maupun Transjabodetabek.

"Kedepannya kita berharap agar performa angkot dapat meningkat," ujar Kepala Sub Direktorat Evaluasi Program Direktorat Perencanaan Dan Pengembangan BPTJ Sugianto, Rabu (22/11/2017).

Menurutnya, restrukturisasi angkot ini diperlukan mengingat banyaknya permasalahan klasik seputar angkot yang terus menerus terjadi.

Seperti diketahui, selama ini pengelolaan angkot dilakukan perorangan, sehingga tidak ada standar pelayanan yang baku.

"Tidak ada standar pelayanan baik dari segi fisik angkutan, maupun jadwal pelayanan. Ini membuat keberangkatannya suka-suka, tidak terjadwal dan cenderung makin lama karena menunggu penuh," ujar dia.

Selain itu, saat ini terjadi penurunan jumlah penumpang akibat persaingan, mengakibatkan pengemudi akan lebih sering berhenti untuk mendapatkan penumpang dan waktu tempuh penumpang menjadi semakin lama.

Padahal, penurunan jumlah penumpang akan berimbas pada penurunan pendapatan pengemudi. Kondisi ini pun membuat pemgemudi tampah malas-malasan melayani penumpang serta biaya pemeliharaan menjadi minim sehingga sulit untuk memenuhi Standard Pelayanan Minimum (SPM) dan sulit melakukan peremajaan.

"Persaingan dengan kendaraan pribadi terutama sepeda motor serta meningkatnya jumlah angkutan online juga menjadi akar permasalahan yang menyebabkan semakin sedikit minat orang menggunakan angkot," jelas dia.

Tonton Video Pilihan Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masalah Lain

Sugianto menyebutkan, berbagai masalah lain turut menggelayuti angkota.  Seperti jumlah angkot yang melebihi kebutuhan di suatu rute. Permasalahan lain yang tak kalah penting adalah trayek angkot yang saling bersinggungan dengan angkutan utamanya (KRL, Transjakarta, Transjabodetabek).

Menurut Sugianto, restrukturisasi angkot pada prinsipnya mengusung 3 hal utama; pertama kelembagaan yaitu menuju konsep buy the service (subsidi), operator yang berbadan hukum.

Kemudian, pelayanan yang mencakup berorientasi, evaluasi trayek (rerouting), konversi dan modernisasi armada; dan yang ketiga political will untuk menghadirkan layanan transportasi yang efisien bagi masyarakat.

Pakar Transportasi Dharmaningtyas mengatakan dari hasil kajian ini, perencanaan kedepannya angkot akan terintegrasi dengan Transjakarta dan moda lain. "Jadi angkot ini harus segera ditangani. Fungsinya kedepan akan sebagai feeder dari moda-moda lain," ungkap Dharmaningtyas.

Peremajaan angkot juga perlu dilakukan yaitu dengan mengganti angkot menjadi bus sedang. Angkot yang sudah tua di selesai dan dilengkapi dengan fasilitas yang mumpuni seperti adanya AC, GPS, CCTV dan card reader disetiap armadanya. (Yas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.