Sukses

Punya Harta Melimpah, Bill Gates Lunasi Utang Nigeria ke Jepang

Demi membantu negara Afrika satu ini, Bill Gates dan istrinya mengambil langkah yang tidak biasa.

Liputan6.com, New York - Nigeria sedang berjuang untuk membebaskan warganya dari serangan penyakit polio. Visi besar ini pun mendapat dukungan ekstra dari miliarder dunia Bill Gates dan istrinya, Melinda Gates.

Demi membantu negara Afrika satu ini, pasangan suami istri tersebut mengambil langkah yang tidak biasa. Melalui yayasan Bill and Melinda Gates Foundation, mereka akan melunasi utang Nigeria ke Jepang sebesar US$ 76 juta atau setara Rp 1,01 triliun (kurs US$ 1: Rp 13.338).

Utang tersebut ternyata merupakan pinjaman kemanusiaan untuk pemberantasan penyakit polio. Pinjaman itu tersedia melalui program Overseas Development Assistance (ODA) yang diselenggarakan pemerintah Jepang pada 2014 lalu, khusus untuk menanggulangi wabah polio di seluruh dunia.

Berkat adanya pinjaman, Nigeria mampu mengurangi jumlah warganya yang terserang polio. Kendati demikian, utang ke Jepang terbilang sulit untuk dilunasi mengingat Nigeria masuk ke dalam jajaran negara paling miskin di dunia.

Inilah yang menjadi penyebab Bill Gates dan Melinda Gates rela turun tangan. Dilansir dari Quartz.com, Rabu (17/1/2018), juru bicara dari Gates Foundation mengkonfirmasi kabar tersebut. Yayasannya setuju membayar lunas utang dengan syarat 80 persen warga Nigeria sudah berhasil mendapat vaksin polio.

Meski polio tidak memiliki obat, penyakit ini ternyata bisa dimusnahkan. Tidak seperti penyakit pada umumnya, virus polio tidak bisa hidup dalam hewan dan hanya bisa bertahan dua bulan diluar tubuh manusia. Itulah mengapa vaksinasi terhadap penyakit ini sangat dibutuhkan.

Bantuan Bill dan Melinda Gates pada Nigeria dinilai mampu memberi manfaat yang sangat besar, apalagi ekonomi Nigeria baru pulih dari resesi setelah lebih dari dua dekade. Pemerintah Nigeria juga masih berjuang untuk membayar gaji pekerja sembari menopang defisit anggaran sebanyak US$ 23,9 miliar.

Setelah Nigeria bebas polio, ada dua negara lainnya yang masih dijuluki sebagai “sarang polio” yakni Pakistan dan Afganistan. Peningkatan bantuan dari "Bill and Melinda Gates Foundation" difokuskan ke sana.

“Beberapa orang, terutama belakangan ini, berpikir bahwa dunia semakin buruk. Progres pada polio menjadi pengingat bahwa sesama manusia bisa mencapai sesuatu ketika bahu-membahu,” kata Bill Gates.

“Membantu negara-negara lain melawan kemiskinan dan penyakit membuat dunia lebih stabil dan orang-orang Amerika lebih aman di manapun,” ia menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tolong Petani dari Pemanasan Global

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump jelas-jelas menegaskan jika dirinya tak percaya pada isu pemanasan global. Namun, hal ini berbeda 180 derajat dengan bos Microsoft yang juga miliarder super tajir asal Amerika, Bill Gates.

Demi memperlihatkan kepeduliannya terhadap isu pemanasan global, Bill Gates telah menggelontorkan amal lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 13,6 triliun.

Dilansir dari observer.com, Bill Gates kembali menunjukkan kepedulian terhadap pemanasan global dengan menolong petani yang terkena dampak dari perubahan iklim ini.

Suami Melinda Gates itu menyumbang US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,1 triiun kepada petani di Afrika dan Asia yang sering mengalami gagal panen akibat iklim yang terus berubah. Keputusan amal tersebut ia umumkan saat menghadiri KTT Iklim Global 2017 di Paris.

"Ini adalah saat yang sangat penting. Kita perlu beradaptasi dengan perubahan iklim yang sudah memengaruhi planet ini, dan mengembangkan alat baru yang bakal menjauhkan masalah jadi semakin buruk. Inovasi adalah kunci untuk melakukan keduanya," tulis Gates di sebuah unggahan LinkedIn.

"Kemajuan ilmiah dalam ilmu tanaman, misalnya, akan membantu petani mengatasi perubahan pola cuaca," ucap Gates.

Hal yang sama juga dikatakan Bill Gates saat wawancara dengan Pemimpin Redaksi LinkedIn, Daniel Roth, di Paris. Gates menjelaskan, satu tahun iklim buruk untuk pertanian berdampak pada kelaparan massal.

"Iklim sudah 1 derajat Celsius lebih hangat, dan ini akan terus meningkat. Orang yang paling rentan akan pemanasan global di dunia adalah petani subsisten, terutama di Afrika. Mereka sudah harus menghadapi hujan yang tidak bisa diprediksi dan banyak hari-hari panas, yang membatasi produktivitas tanaman mereka, "kata Gates.

"Ini adalah orang-orang yang tidak bisa berbuat apa pun akan perubahan iklim. Orang-orang kelas menengah mungkin sudah coba membantu, tapi apa yang mereka hadapi benar-benar urusannya seperti hidup dan mati," ia menambahkan.

Bukan hanya Gates, Uni Eropa juga sepihak dalam soal pemanasan global. Dana gabungan US$ 600 juta akan dialokasikan dalam tiga tahun ke depan untuk mendukung penelitian ilmiah dalam menemukan bibit tanaman yang lebih baik.

Bibit ini akan didesain untuk melindungi tanaman dari kekeringan dan banjir, dan mengembangkan metode pertanian maju. "Membantu mereka menganalisis tanah mereka atau menggunakan air secara lebih efisien," tulis Gates.

Ketika Perjanjian Paris ditandatangani pada 2015, Gates Foundation meluncurkan dana US$ 1 miliar yang disebut Breakthrough Energy Ventures untuk mendukung penelitian energi bersih. Ini dilakukan sebagai bagian dari Koalisi Terobosan Energi multimiliar dolar yang dibentuk oleh 15 perusahaan sektor swasta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini