Sukses

Yordania Tawarkan Aqaba untuk Jadi Pusat Dagang Indonesia

Delegasi dagang Indonesia mendapatkan tawaran dari pemerintah dan pengusaha Yordania untuk pengembangan pusat distribusi barang Indonesia di Aqaba, salah satu pelabuhan utama kawasan Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta: Delegasi dagang Indonesia mendapatkan tawaran dari pemerintah dan pengusaha Yordania untuk pengembangan pusat distribusi barang Indonesia di Aqaba, salah satu pelabuhan utama kawasan Timur Tengah.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan melalui Pelabuhan Aqaba, Indonesia tidak hanya dapat memasukkan barang ke pasar Jordania. Tetapi juga memasok kebutuhan Syria, Irak, Mesir dan Arab Saudi. Kawasan tersebut memiliki potensi pasar lebih dari 100 juta penduduk.

“Adanya pusat distribusi tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan penjualan produk Indonesia di Yordania dan sekitarnya hingga mencapai 10-15% per tahun,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (27/11/2012).

Bayu memimpin delegasi misi dagang Indonesia ke Amman, Yordania. Misi dagang ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi pasar yang tengah digalakkan oleh Kementerian Perdagangan.

Dalam pertemuan misi dagang tersebut, pemerintah Yordania dan asosiasi pengusaha Jordan menawarkan kerjasama ekonomi dan perdagangan, salah satunya melalui pengembangan pusat distribusi barang Indonesia di Aqaba.

Salah satu perusahaan Yordania yang telah menjadi importir produk Indonesia selama 20 tahun dan mengimpor puluhan kontainer per bulan mengatakan kepada Bayu jika produk makanan olahan Indonesia sangat diminati di Yordania.

Makanan olahan yang mencapai penjualan tinggi adalah mi kremes, kacang olahan, permen, kopi 3 in 1, kopi spesial dan biskuit. Makanan-makanan olahan tersebut bahkan telah masuk ke pasar Syria, Irak, Turki dan Palestina.

Selain makanan, furnitur 'knock-down', garmen/busana muslim, suku cadang kendaraan dan kosmetik juga diminati pasar Jordan.

Bayu menjelaskan, masalah yang dihadapi adalah lamanya mengangkut barang dari Jakarta atau Surabaya sampai ke Jordan yang mencapai 30-40 hari.

"Menghadapi situasi ini, dipandang penting adanya pusat distribusi di Yordania agar ketersediaan dan kontinuitas pasokan barang dapat terjaga. Pusat distribusi itu juga dapat berperan sebagai pusat promosi permanen produk Indonesia,” lanjut dia.

Pemerintah Yordania menjanjikan fasilitas dan dukungannya bagi pebisnis Indonesia yang akan melakukan pengembangan usahanya di Yordania. Negara ini dipilih karena lokasinya yang strategis dan kondisi sosial-politiknya yang relatif stabil.

Perdagangan Indonesia-Yordania tahun 2011 mencapai USD 403 juta. Sedangkan sampai Agustus 2012, perdagangan kedua negara sudah mencapai US$ 364 juta.

Indonesia saat ini masih mengalami defisit sekitar US$ 100 miliar, terutama karena besarnya impor fosfat sebagai bahan baku pupuk.

Impor fosfat cenderung meningkat karena kebutuhan pupuk untuk mendukung pertanian dan fosfat adalah bahan tambang yang hanya terdapat di beberapa tempat di dunia dimana salah satunya adalah Yordania.

Ekspor utama Indonesia ke Jordan adalah plywood dan produk kayu, kertas, makanan olahan, produk karet, furnitur, dan minyak goreng.(IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini