Sukses

Pasok Pulau Terpencil, Harga Jual Listrik Surya 25 Sen per Kwh

Pulau-pulau terpencil di tanah air bakal dialiri pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga surya. Produksi listrik tersebut akan dijual kepada PLN seharga US$ 25 sen per kilowatt hour.

Pulau-pulau terpencil di tanah air bakal dialiri pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Produksi listrik tersebut akan dijual kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) seharga US$ 25 sen per kilowatt hour (KwH).

Selama ini, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pulau-pulau terpencil di Indonesia belum  terlayani aliran listrik.

"Sehingga kami membuat solusi untuk membangun PLTS, terutama di pulau terpencil. Tapi kami menggandeng pihak swasta untuk merealisasikannya," ujar dia di Jakarta, Selasa (5/3/2013).

Berdasarkan kesepakatan bersama antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PLN ditunjuk sebagai pihak yang akan melakukan inventarisasi terhadap pulau-pulau terpencil yang bakal menggunakan PLTS.

"Wilayah mana saja yang belum dielektrifikasi listrik itu adalah tugas PLN, dan tentunya membeli produksi listrik dengan harga kompetitif," tandas Agus.

Dia menghitung, harga listrik yang dijual ke BUMN bidang kelistrikan itu senilai US$ 25 sen per Kwh, dan pemerintah bakal memberikan insentif kepada perusahaan swasta yang bersedia memakai komponen buatan lokal untuk pembangunan PLTS.

Sementara menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen Ebtke), Rida Mulyana, pihaknya tengah menggelar lelang harga dari penjualan listrik PLTS.

"Harga setinggi-tingginya US$ 25 sen per Kwh, tapi jika nanti dari hasil lelang lebih rendah, akan lebih baik," papar dia.

Paska lelang, tahapan selanjutnya kata Rida adalah fase staging. Namun proses tersebut menunggu Peraturan Menteri dijadwalkan rilis pada bulan ini. "Sekarang lagi proses finalisasi dan Maret ini mudah-mudahan bisa keluar," kata dia.(Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini