Sukses

Demi Bisnis, Pengusaha India Rela Belajar Bahasa Mandarin

Perdagangan antara India dan China terus meningkat. India jelas tak mau kehilangan untung dari China, dan belajar bahasa Mandarin menjadi langkah awalnya.

Banyak pengusaha India yang tak mampu bicara Mandarin. Padahal perdagangan antara India dan China terus meningkat. India jelas tak mau kehilangan untung dari China, dan belajar bahasa Mandarin menjadi langkah awalnya.

Seperti dikutip dari CNBC, Jumat (24/5/2013), salah satu kerugian bisnis karena kurangnya kemampuan bahasa Mandarin sempat dialami pengusaha asal India Navin Thantry. Dirinya membeli permata halus seperti moonstones dan turquoise seharga 20 juta rupee atau setelah Rp 3,5 miliar dari seorang pedagang barang Fengshui di China dengan bantuan penerjemah. Ketika kiriman tiba di Mumbai, isinya batu-batu permata kasar dengan ukuran besar.

Sekitar 3-4 bulan dibutuhkan untuk memotong dan menghaluskannya dan menelan biaya 20% dari harga pembeliannya. Untuk menghindari potensi kerugian lain, sejak itu Thantry memutuskan untuk belajar bahasa Mandarin

Sebagai dua negara dengan populasi terbanyak di dunia, China dan India berupaya meningkatkan perdagangan bilateral. Banyak pengusaha India mengejar keuntungan dari harga-harga produk China yang kompetitif dan kelenturan bisnis manufaktur di sana.

"Sebutkan apa saja dari barang elektronik sampai sepatu, bahan tekstil bahkan patung dewa Hindu diimpor India dari China," ujar wakil ketua Konfederasi Industri India (CII) Madhav Sharma.

Perdagangan kedua negara berkembang dari US$ 2,92 miliar pada 2000 menjadi US$ 73,9 miliar pada 2011 dan ditargetkan mencapai US$ 100 miliar hingga 2015, menurut data Kementerian Perdagangan India.

"China secara sistematis mengolah ekonominya hingga menjadi pabrik dunia. Saat ini mulai dari perusahaan kecil dan besar memanfaatkan biaya produksi dan sumber daya murah di China. Belajarlah bahasa Mandarin jika ingin mendominasi lahan bisnis Anda." ujar dosen bahasa Mandarin di Universitas Delhi, KC Mathur.

Sekitar 75% siswa India menjadi pedagang dan importir di China. Antara 2005- 2010, ada 116% peningkatan jumlah visa bisnis yang diberikan oleh Kedutaan China di Delhi India, menurut laporan seorang ekonom.

Kesiapan China menguasai dunia, membuat Mandarin menjadi bahasa internasional suatu saat nanti, ungkap ahli strategi bisnis di China, Harpreet Singh Puri yang juga pemilik perusahaan konsultan di Shanghai sejak 1999. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini