Sukses

RI Bisa Jadi Surga Belanja Kalau Produk Asing Bebas Masuk

Pemerintah diminta tidak membatasi masuknya produk asing ke pasar Indonesia. Pasalnya dengan kebijakan tersebut, masyarakat Indonesia justru akan lari ke luar negeri guna memenuhi hasrat belanjanya.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) meminta kepada pemerintah untuk tidak membatasi masuknya produk asing ke pasar Indonesia. Pasalnya dengan kebijakan tersebut, masyarakat Indonesia justru akan lari ke luar negeri guna memenuhi hasrat belanjanya.

Ketua APPBI Handaka Santosa mengungkapkan, pihaknya tengah berjuang keras untuk melengkapi berbagai ragam kebutuhan masyarakat di pusat-pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia. Hal ini akan berdampak positif mengurangi minat masyarakat berbelanja di luar negeri.

"Pesan tiket pesawat ke luar negeri saat ini mudah, harganya murah, dan berkunjung ke sana tidak perlu pakai visa lagi. Sehingga kemudahan tersebut membuat sebagian besar orang Indonesia lebih memilih ke luar negeri terutama untuk membeli kebutuhannya, karena produk-produk di sini kurang lengkap," tukas dia saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (2/6/2013).

Beberapa negara tujuan berbelanja, kata dia, seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, China dan sebagainya. Melihat kondisi tersebut, Handaka berambisi agar Indonesia memiliki kota-kota wisata belanja bertaraf internasional.

"Kalau wisata belanja di Jakarta, Semarang, Medan, Makassar dan kota lainnya mempunyai kemudahan berbelanja dan kelengkapan produk, maka masyarakat dan wisatawan asing yang datang ke Indonesia bisa nyaman berbelanja. Kalau barangnya saja tidak ada, ya mereka terpaksa ke luar negeri," jelasnya.

Di samping itu, lanjut Handaka, Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Sehingga pemerintah diminta tidak menghalang-halangi produk asing yang masuk ke tanah air.
 
"Seharusnya pemerintah memberikan kebijakan atau dukungan agar pengusaha dan pengrajin Indonesia dapat memproduksi barang yang lebih berkualitas, murah dan punya daya saing tinggi. Perhatikan pabrik dan manufakturing lokal, jangan malah mengeluarkan kebijakan pembatasan atau menghalangi barang masuk," tegasnya.

Dia mencontohkan, pemerintah hendaknya tidak menutup pintu bagi produk minuman beralkohol kelas atas, wine misalnya mengingat produksi Indonesia berupa minuman dari hasil fermentasi ini belum sebaik kualitas luar negeri.
 
"Wine kalau untuk orang luar negeri bukan untuk mabuk-mabukkan tapi gaya hidup, seperti habis makan malam atau penandatanganan kerjasama itu minum wine. Jadi jangan halang-halangi kalau memang produk Indonesia sendiri masih kurang. Nanti orang asing yang datang ke sini jadi tidak nyaman," tandas Handaka. (Fik/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini